digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Alma Kenanga Attazahri
PUBLIC Taupik Abidin

Ada sebuah ide yang bertujuan untuk memanfaatkan limbah elektronik sebagai solusi dari sumber daya alam yang kian menipis. Di samping itu, penumpukan limbah elektronik dapat menyebabkan masalah kesehatan dan lingkungan jika tidak ditangani dan dikelola dengan benar. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan pengelolaan limbah elektronik baik dari segi penyediaan bahan baku sekunder maupun penanganan limbahnya dari sudut pandang pemerintah kota untuk membuat kebijakan pengelolaan sampah perkotaan yang lebih baik. Dengan menggunakan kasus di Kota Bandung, Indonesia, penelitian ini mengeksplorasi dan merumuskan pengelolaan limbah elektronik yang terintegrasi dan berkelanjutan dengan menggunakan analisis skenario, pemodelan dan simulasi dinamika sistem (system dynamics), yang diperkaya dengan evaluasi aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial sebagai kunci keberlanjutan. Dua skenario alternatif diusulkan berdasarkan kolaborasi antar pemangku kepentingan, yaitu: 1) pengumpulan limbah elektronik moderat dan Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS) yang di dalamnya pemerintah bekerja sama dengan komunitas dan/atau organisasi nirlaba dan industri; 2) pengumpulan limbah elektronik ekstensif dan KPS dengan menambahkan kolaborasi dengan pemulung dari sektor informal. Penelitian ini menemukan bahwa untuk mencapai keberlanjutan, skenario terbaik adalah pengumpulan limbah elektronik ekstensif dan KPS karena dapat mencapai dampak paling baik untuk aspek lingkungan dan sosial. Kemudian, rencana jangka pendek dan jangka panjang juga direkomendasikan untuk menanggulangi tingginya biaya ekonomi yang harus dikeluarkan dengan menerapkan skenario pengumpulan limbah elektronik moderat dan KPS terlebih dahulu untuk membangun jaringan pengumpulan, pengolahan dan pembuangan limbah. Setelah itu, skenario ekstensif dapat diimplementasikan untuk jangka panjang. Hasil penelitian berkontribusi untuk melanjutkan konsep pengelolaan limbah elektronik yang terintegrasi (Integrated E-Waste Management (IEWM)) serta memperkaya studi pemodelan dan simulasi pengelolaan limbah elektronik, khususnya dengan kasus negara berkembang yang memiliki karakteristik unik tersendiri. Selain itu, seluruh pemangku kepentingan terkait termasuk pemerintah, komunitas, organisasi nirlaba, pelaku informal, industri, serta masyarakat dapat mengetahui peran dan potensi kolaborasi antar aktor dalam hal pengelolaan limbah elektronik untuk mencapai keberlanjutan lingkungan, ekonomi dan sosial.