digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Studi ini mengkaji dampak Bank Indonesia melalui respon kebijakan moneter terhadap kinerja keuangan bank umum kelompok kegiatan usaha (BUKU) 3 dan 4 di tengah meningkatnya ketidakpastian global dan guncangan ekonomi akibat wabah COVID-19. Sampel penelitian ini berupa data panel berimbang yang terdiri dari 33 bank umum di Indonesia selama periode 2016: 1 hingga 2020: 3. Untuk mengontrol pengaruh respon kebijakan moneter selama pandemi COVID-19, penelitian ini menggunakan variabel dummy. Penelitian ini menggunakan lag pertama dari variabel dependen yang dapat menimbulkan endogenitas dan autokorelasi. Oleh karena itu, GMM sistem dua langkah digunakan untuk memperkirakan spesifikasi model. Penelitian ini mengembangkan dua model spesifikasi. Estimasi pertama adalah panel A dimana ROA sebagai variabel terikat dan model kedua yaitu panel B, ROE sebagai variabel terikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lag pertama dari variabel dependen, suku bunga kebijakan moneter (MPR), margin bunga bersih, dan GWM berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank. Koefisien MPR positif dan signifikan secara statistik untuk kedua panel, menunjukkan bahwa penurunan MPR menyebabkan penurunan profitabilitas bank atau sebaliknya. Berdasarkan hasil koefisien tersebut menunjukkan bahwa guncangan kebijakan moneter memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap ROE dibandingkan dengan ROA. ROA pada periode sebelumnya dan BOPO memiliki pengaruh terbesar terhadap profitabilitas bank. Pandemi COVID-19 secara statistik memiliki hubungan terbalik dengan kinerja bank, hal ini menunjukkan bahwa virus ini telah mengganggu siklus bisnis Bank Umum BUKU 3 dan 4 dengan menggerus ROA dan ROE. Sebaliknya, NPL, LDR, BOPO, dan COVID-19 memiliki hubungan terbalik dengan profitabilitas bank. Untuk itu, kajian ini menyarankan agar Bank Indonesia terus mengimplementasikan kebijakan moneter ekspansif untuk menjaga transmisi kebijakan moneter berjalan efektif di jalur penyaluran kredit bank, dengan harapan keputusan ini dapat meningkatkan profitabilitas bank umum dan juga membuat sisi permintaan kredit menjadi menarik, sehingga marjin bunga bersih akan meningkat yang berarti akan meningkatkan laba atas aset juga. Solusi lain yang diusulkan studi ini adalah bank umum harus meningkatkan kemampuan bisnis mereka dalam menghasilkan keuntungan dengan bertransformasi menjadi bank digital. Melibatkan teknologi dan digitalisasi dapat menjadi alternatif bagi Bank Umum untuk beroperasi lebih efisien dan menekan biaya operasional terkait adanya kebijakan jaga jarak. Studi ini menyarankan bahwa penguatan kebijakan makroprudensial menjadi suatu keharusan terutama pada masa-masa resesi seperti ini. Terkait hasil koefisien regresi BOPO dan variabel dummy COVID-19 terhadap ROA dan ROE, penelitian ini juga sangat merekomendasikan agar Bank Indonesia memperkuat dan memperluas akseptasi digital di seluruh wilayah nusantara mengingat saat ini masyarakat diharuskan membatasi kontak fisik secara langsung guna meminimalisir penyebaran COVID-19 yang cepat, penerimaan publik atas pembayaran non tunai yang besar, dan tren digitalisasi yang semakin cepat. Untuk menghindari hasil empiris yang bias dan memastikan efisiensi dan konsistensi dari metode penduga SYS-GMM dua langkah, penelitian ini melakukan regresi model efek tetap, uji Arellano-Bond (AR), uji Hansen, dan uji Variance Inflation Factors.