digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Fawaz Alkadri
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Fawaz Alkadri
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Fawaz Alkadri
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Fawaz Alkadri
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Fawaz Alkadri
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Fawaz Alkadri
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Pada 29 Mei 2006, telah terjadi semburan fluida (uap/air) dan lumpur padat di Porong, Sidoarjo. Sebagian peneliti menyebut fenomena di daerah tersebut sebagai lumpur panas “LUSI”. Para ahli mengelompokkan kejadian ini sebagai “Mud Volcano atau Mud Dome”. Berdasarkan penelitian sebelumnya, hingga saat ini, fenomena ini diduga menyebabkan terjadinya penurunan permukaan bumi (land subsidence). Dengan menggunakan satelit pengeinderaan jauh, pengamatan deformasi permukaan bumi dalam skala luas memungkinkan untuk dilakukan setiap waktu tergantung data yang tersedia. Pengamatan deformasi secara luas (area-based), pada beberapa tahun terakhir, telah mulai diterapkan dan dikembangkan oleh para peneliti. Teknik pengamatan ini disebut juga dengan InSAR (Interferometric Synthetic Aperture Radar). Metode InSAR adalah metode geodetik yang memanfaatkan citra satelit SAR dengan cara menginterferensikan dua atau lebih citra sehingga pengukuran nilai fase deformasi dapat dilakukan dengan efisien. Tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan besarnya nilai deformasi dalam arah line-of-sight di Kecamatan Porong, Sidoarjo tahun 2014 – 2018 dengan memanfaatkan citra SAR ALOS-2. Pengamatan dilakukan dengan ‘menumpuk’ interferogram (stacking images) yang terbentuk dari 2-pass differential interferometry sehingga nilai deformasi dapat terdefinisi dalam deret waktu. Besarnya nilai penurunan tanah yang terjadi di pusat semburan mencapai 0.2 m/tahun dalam jangka waktu 5 tahun pengamatan. Sementara itu, penurunan tanah terbukti memiliki korelasi kuat dengan volume semburan LUSI, dengan nilai koefisien korelasi mencapai -0.9. Pada pengamatan ini, dilakukan pengamatan pada suatu alur (plot) yang melewati pusat semburan. Hasilnya menunjukkan bahwa pada pusat semburan terbentuk suatu pola deformasi yang dapat didefinisikan dalam suatu model deformasi.