Perkembangan teknologi yang pesat dan keadaan pandemi Covid-19 yang merupakan bagian VUCA
memiliki andil dalam mengakselerasi pergeseran proses bisnis yang erat kaitannya dengan teknologi
digital. Fenomena ini dinamakan industri 4.0. Hal ini membuat modal insani Indonesia juga harus
memiliki inovasi individual. Untuk mendukung inovasi individual terdapat faktor-faktor readiness yang
dibutuhkan dalam industri 4.0 yaitu pengetahuan, kemampuan, sikap, budaya dan big data analitik.
Telkom CorpU populasi pengembangan modal insani yang akan dijadikan sampel pada penelitian ini.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner
yang disebarkan pada seluruh karyawan Telkom CorpU secara acak (random sampling) dan didapat 77
orang karyawan yang mengisi sebagai sampel. Kuesioner disusun berdasarkan teori kesiapan industri 4.0
dan Inovasi Individual yang terdiri dari 58 item pertanyaan yang kemudian diolah menggunakan SPSS
21 dengan metode regresi linier berganda. Pada penelitian ini, peneliti membuat dua model regresi yaitu
regresi variabel utama pengetahuan, hard skills, soft skills, sikap, big data analitik, nilai dan kepercayaan
individu terhadap inovasi individual. Pada model kedua peneliti menambahkan faktor-faktor demografis
untuk melihat pengaruh dan meningkatkan kekuatan model regresi. Hasil dari regresi menunjukkan
secara konsisten bahwa ada hubungan yang signifikan antara aspek pengetahuan (p<0.05), hard
skills(p<0.05), soft skills(p<0.1) dan big data analitik (p<0.1) pada variabel kesiapan 4.0 terhadap inovasi
individual karyawan Telkom CorpU. Sehingga model regresi merupakan model yang robust. Sedangkan
faktor sikap dan budaya (kepercayaan dan nilai individu) belum memiliki hubungan signifikan terhadap
inovasi individual. Inovasi individual merupakan kebutuhan karyawan dalam menghadapi keadaan bisnis
yang cepat berubah. Variabel kesiapan industri 4.0 memiliki pengaruh yang nyata terhadap tingkat inovasi
yang dimiliki karyawan sehingga harus menjadi perhatian dan terus ditingkatkan oleh perusahaan jika
ingin memiliki talenta digital yang mumpuni dalam menghadapi industri 4.0.