Pemakaian obat yang tidak tepat dapat menyebabkan kegagalan terapi. Hal ini disebabkan
pemahaman masyarakat yang minim terkait informasi obat. Oleh karena peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang informasi obat perlu ditingkatkan. Namun, banyak
permasalahan dalam pemberian informasi obat, salah satunya adalah bahasa yang
digunakan dalam informasi obat itu sendiri. Terkadang bahasa yang digunakan terlalu
ilmiah atau tidak objektif sehingga dapat membingungkan yang membacanya. Untuk
mengatasi itu, diperlukan inovasi dalam pemberian informasi obat yang dapat memberikan
informasi obat secara objektif dan dapat dimengerti oleh penerimanya. Menurut hasil studi
pendahuluan, parasetamol dan kombinasinya menduduki peringkat teratas obat yang paling
sering digunakan oleh karyawan Fakultas/Sekolah ITB. Obat ini dapat digunakan tanpa
resep dokter karena merupakan obat OTC (Over The Counter). Namun penggunaannya
yang bebas justru menimbulkan kekhawatiran karena besar risiko terjadinya
penyalahgunaan. Oleh karena itu perlu dibuat informasi obat yang membahas tentang
parasetamol untuk mengurangi risiko itu. Penelitian dilakukan secara observasional dengan
rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat konkuren pada karyawan Fakultas/Sekolah
Institut Teknologi Bandung dari 12 Fakultas/Sekolah. Dari penelitian ini, sebanyak 62
karyawan mengikuti penelitian hingga tahap akhir. Terdapat peningkatan di beberapa
parameter pemahaman subjek obat yaitu: “Cara Kerja Obat”, “Indikasi”, “Dosis dan
Aturan Pakai”, “Interaksi Obat”, “Kontraindikasi”, dan “Penyimpanan”walaupun
kenaikan yang signifikan hanya terlihat di parameter “Cara Kerja Obat”. Berdasarkan
penelitian ini dapat dilihat bahwa penambahan ilustrasi dapat meningkatkan pemahaman
subjek percobaan terhadap informasi obat.