digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pesatnya pertumbuhan ekonomi telah mengakibatkan terjadinya aglomerasi kotakota sehingga membentuk suatu kawasan perkotaan yang lebih besar, seperti yang terjadi di wilayah Sarbagita. Wilayah Sarbagita yang terdiri dari Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Tabanan telah membentuk suatu kawasan metropolitan yang menjadi pusat perekonomian di Provinsi Bali. Pertumbuhan pesat sektor pariwisata di Sarbagita telah menciptakan pusat-pusat kegiatan baru dan menarik terjadinya pergerakan commuting antarwilayah. Kondisi tersebut pada akhirnya mengakibatkan terjadinya perubahan struktur ruang perkotaan yang dapat berimplikasi pada keefektifan penerapan kebijakan. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur ruang perkotaan yang terbentuk dari pola pergerakan komuter di Sarbagita dengan melakukan perhitungan terhadap lima indeks interaksi spasial, yaitu indeks entropi (EI), indeks dominansi (DII), indeks kekuatan relatif (RSI), indeks simetri simpul (NSI) dan indeks simteri tautan (LSI). Studi ini menggunakan data survei komuter Sarbagita yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015. Hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah Sarbagita memiliki struktur polisentris dengan dua simpul yang sangat dominan. Kedua simpul tersebut juga membentuk interaksi yang kuat dan sama besar dibandingkan dengan wilayah lain di Sarbagita.