Kasus kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV) terutama HPV
16 (60,5% kasus) terus meningkat setiap tahunnya dengan tingkat kematian yang tinggi. Obat antikanker
yang ada saat ini tidak hanya mentarget sel kanker secara spesifik tetapi juga sel sehat yang
aktif membelah sehingga dapat menyebabkan efek samping serius. Oleh karena itu perlu dicari
alternatif obat dengan efek samping minimum, salah satunya menggunakan senyawa aktif dari
bahan alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk menemukan senyawa aktif tumbuhan obat
Indonesia yang berpotensi sebagai inhibitor onkoprotein E6 dan E7 HPV 16 yang merupakan
protein utama penyebab kanker serviks, dengan metode in silico. Pada penelitian ini, sebanyak
711 senyawa aktif dari 187 spesies tumbuhan obat diseleksi berdasarkan berat molekul, sifat
kelarutan, indeks penyerapan gastrointestinal dan druglikeness. Selanjutnya, senyawa yang
memenuhi kriteria molecular docking diuji afinitas dan profil interaksinya dengan protein E6 dan
E7 melalui metoda penambatan molekuler. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 164 senyawa
yang memenuhi kriteria. Analisis molecular docking dilakukan dengan mengamati nilai skor
docking, ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik dan interaksi senyawa dengan residu hot spot
protein. Residu hot spot merupakan residu yang krusial untuk interaksi protein E6 dan E7 dengan
protein seluler, sehingga gangguan pada residu ini berpengaruh signifikan terhadap aktivitas. E6
dan E7. Berdasarkan hasil analisis molecular docking, senyawa yang paling berpotensi sebagai
inhibitor E6 pada sisi pengikatan E6AP adalah elephantin, roemerine, ginkgolide A, phaseollin,
anonaine, chitranone, elephantopin, tetrahydroalstonine, dan vindolinin, sedangkan pada sisi
pengikatan p53 adalah chitranone, sesamin, 16-acetylgitoxigenin, tetrahydroalstonine,
methylophiogonone A dan phaseollin. Senyawa yang paling berpotensi sebagai inhibitor E7 adalah
columbin, methylophiogonone A, serpentine, uzarigenin, apigenin, coumestrol, kaempherol,
phaseollin, pelargonidin, rhamnocitrin dan sesamin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
secara in silico terdapat senyawa alam yang dapat menghambat protein E6 dan E7, dan memiliki
potensi lebih lanjut untuk dapat digunakan sebagai obat anti HPV. Namun diperlukan penelitian
selanjutnya untuk menguji senyawa tersebut secara in vitro dan in vivo.