digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kasus kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV) terutama HPV 16 (60,5% kasus) terus meningkat setiap tahunnya dengan tingkat kematian yang tinggi. Obat antikanker yang ada saat ini tidak hanya mentarget sel kanker secara spesifik tetapi juga sel sehat yang aktif membelah sehingga dapat menyebabkan efek samping serius. Oleh karena itu perlu dicari alternatif obat dengan efek samping minimum, salah satunya menggunakan senyawa aktif dari bahan alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk menemukan senyawa aktif tumbuhan obat Indonesia yang berpotensi sebagai inhibitor onkoprotein E6 dan E7 HPV 16 yang merupakan protein utama penyebab kanker serviks, dengan metode in silico. Pada penelitian ini, sebanyak 711 senyawa aktif dari 187 spesies tumbuhan obat diseleksi berdasarkan berat molekul, sifat kelarutan, indeks penyerapan gastrointestinal dan druglikeness. Selanjutnya, senyawa yang memenuhi kriteria molecular docking diuji afinitas dan profil interaksinya dengan protein E6 dan E7 melalui metoda penambatan molekuler. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 164 senyawa yang memenuhi kriteria. Analisis molecular docking dilakukan dengan mengamati nilai skor docking, ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik dan interaksi senyawa dengan residu hot spot protein. Residu hot spot merupakan residu yang krusial untuk interaksi protein E6 dan E7 dengan protein seluler, sehingga gangguan pada residu ini berpengaruh signifikan terhadap aktivitas. E6 dan E7. Berdasarkan hasil analisis molecular docking, senyawa yang paling berpotensi sebagai inhibitor E6 pada sisi pengikatan E6AP adalah elephantin, roemerine, ginkgolide A, phaseollin, anonaine, chitranone, elephantopin, tetrahydroalstonine, dan vindolinin, sedangkan pada sisi pengikatan p53 adalah chitranone, sesamin, 16-acetylgitoxigenin, tetrahydroalstonine, methylophiogonone A dan phaseollin. Senyawa yang paling berpotensi sebagai inhibitor E7 adalah columbin, methylophiogonone A, serpentine, uzarigenin, apigenin, coumestrol, kaempherol, phaseollin, pelargonidin, rhamnocitrin dan sesamin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara in silico terdapat senyawa alam yang dapat menghambat protein E6 dan E7, dan memiliki potensi lebih lanjut untuk dapat digunakan sebagai obat anti HPV. Namun diperlukan penelitian selanjutnya untuk menguji senyawa tersebut secara in vitro dan in vivo.