digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Air bersih merupakan kebutuhan pokok setiap manusia dan hanya 73% penduduk Indonesia memiliki akses yang cukup. Negara menugaskan perusahaan daerah air minum (PDAM) untuk mengelola sumber air dan menyalurkannya ke masyarakat luas. PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang berusaha menyediakan air layak minum ke masyarakat yang membutuhkan. Investasi yang besar menjadi kendala dalam menyediakan air siap minum dari keran sehingga perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan air siap minum masyarakat dengan memproduksi air minum dalam kemasan dengan merek Makhoa. Usaha tersebut telah berlangsung selama 15 tahun dan telah memproduksi AMDK galon, cup, dan botol kecil. Makhoa saat ini berusaha memasuki pasar AMDK botol 600 ml. Usaha tersebut bukanlah hal yang mudah sehingga Makhoa membutuhkan rancangan produk yang benar-benar dapat menjawab kebutuhan pasar. Salah satu metode untuk menangkap informasi konsumen adalah dengan memfokuskan perancangan berdasarkan permintaan pasar. Model kualitas Kano dipilih sebagai salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mendapatkan pandangan baru mengenai produk. Model kualitas menunjukkan bahwa 6 dari 15 atribut kualitas konsumen yang didapatkan dari wawancara awal tidak berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Atribut kebutuhan konsumen tersebut kemudian diterjemahkan ke bahasa desain dengan menggunakan quality function deployment. Dengan menggunakan kombinasi kedua metode tersebut, proses perancangan dapat menghasilkan konsep rancangan yang benar-benar menjawab kebutuhan konsumen. Konsep yang memenuhi atribut ramah lingkungan dan mampu menjawab masalah kualitas isi produk, merupakan konsep yang menjadi pilihan masyarakat. Salah satu metode pemenuhan atribut tersebut adalah dengan mengurangi bahan kemasan seperti produk pesaing, ades. Dengan mengombinasikan metode tersebut dengan bahan biodegradable konsep produk dapat mengungguli pesaing dalam memenuhi kebutuhan konsumen ramah lingkungan.