digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nurul Amalia
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan

Pertumbuhan industri kosmetik di Indonesia, khususnya produk perawatan tubuh (personal care) dan kulit (skin care) mengalami peningkatan mencapai 9% pada 2020. Salah satu contoh produk skin care yang banyak digunakan adalah krim siang. Peningkatan kebutuhan terhadap krim siang harus disertai dengan peningkatan kualitas dan keamanan produk. Produk kosmetik sangat rentan mengalami kontaminasi oleh mikroba sehingga dapat menurunkan kualitas dan efikasi dari produk tersebut. Oleh karena itu, untuk mengurangi potensi kerusakan produk akibat kontaminasi mikroba, diperlukan metode pengawetan yang aman dan efektif, salah satunya dengan penambahan pengawet antimikroba untuk menghambat pertumbuhan mikroba dalam produk krim siang sesuai dengan standar nasional. Pada penelitian ini, dilakukan pengujian efikasi 3 variasi formula sampel krim siang X yang masing-masing mengandung konsentrasi pengawet berbeda melalui uji tantang mikroba berdasarkan acuan Farmakope Eropa, Farmakope Indonesia, dan BPOM yang umumnya digunakan oleh industri kosmetik nasional. Pengawet yang digunakan merupakan kombinasi phenoxyethanol dan chlorphenesin. Formula krim siang X variasi 1, 2, dan 3 secara berturut-turut mengandung konsentrasi pengawet tinggi, sedang, dan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan status pemenuhan standar Farmakope Eropa, Farmakope Indonesia, dan BPOM pada formula krim siang X dengan variasi konsentrasi pengawet antimikroba, serta menentukan formula konsentrasi pengawet pada sampel krim siang X yang memiliki efikasi terbaik. Metode penelitian dimulai dengan membuat kurva pertumbuhan masing-masing mikroba uji tantang yakni Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Candida albicans, dan Aspergillus niger. Kemudian dihitung kelimpahan mikroba kontaminan pada ketiga formula krim siang X dengan Angka Lempeng Total dan pengamatan mikroskopis bakteri dengan pewarnaan Gram, selanjutnya dilakukan uji tantang kultur tunggal terhadap masing-masing mikroba uji tantang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur inokulum optimal E. coli; P. aeruginosa; S. aureus; C. albicans; dan A. niger secara berturut-turut adalah 4 jam; 8 jam; 8 jam; 8 jam; dan 96 jam. Ketiga formula sampel krim siang X utuh memenuhi batas cemaran mikroba kontaminan sesuai acuan BPOM dan Farmakope Eropa (<3×103 CFU/mL) dengan jumlah bakteri kontaminan pada masing-masing formula sampel krim siang X variasi 1; 2; dan 3 secara berturut-turut adalah 1,3×103 CFU/mL; 1,78×103 CFU/mL; dan 2,53×103 CFU/mL dimana mikroba kontaminan merupakan bakteri Gram positif berbentuk basil. Selain itu, berdasarkan hasil uji tantang mikroba, formula sampel krim siang X variasi 1 memberikan penurunan log reduksi jumlah sel mikroba lebih tinggi dibandingkan formula sampel krim siang X variasi 2 dan 3, serta ketiga formula sampel krim siang X memenuhi standar keberterimaan Farmakope Eropa, Farmakope Indonesia, dan BPOM. Dapat disimpulkan bahwa formula konsentrasi pengawet pada sampel krim siang X yang memiliki efikasi terbaik di antara ketiga formula sampel adalah formula sampel krim siang X variasi 1 yang mengandung konsentrasi pengawet tinggi.