digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2021 TA M. Aldiy Akbar 1-Abstrak.pdf?
PUBLIC Garnida Hikmah Kusumawardana

Selaras dengan padatnya penduduk Kota Bandung (14.600 jiwa/kmĀ²), terjadi pula peningkatan permintaan rumah tangga dengan sarana penunjang, diantaranya air minum. Untuk menjaminan keamanan air minum, Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) hadir ditengah-tengah masalah kesenjangan penyelenggaraan penyediaan air minum tersebut untuk tetap memastikan air minum tetap aman secara kualitas. Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) sebagai salah satu industri penyedia air minum turut berperan aktif dalam implementasi RPAM, serta merupakan komponen penting yang perlu diperhatikan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas fisik air minum (Jumlah Padatan Terlarut atau TDS) yang diproduksi oleh DAMIU dan membandingkannya dengan persepsi dan perilaku pemilik DAMIU sebagai produsen air minum isi ulang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Area Sampling. Dari metode tersebut diperoleh minimal 66 sampel DAMIU yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Bandung. Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan bivariat menggunakan perangkat lunak IBM SPSS 26. Hasil penelitian yaitu 100% DAMIU telah berstatus Memenuhi Syarat (MS) ditinjau berdasarkan pemenuhan standar baku mutu TDS dalam air minum, yaitu kurang dari 500 mg/L. Selanjutnya, setelah dilakukan inspeksi sanitasi, 100% DAMIU juga telah berstatus MS ditinjau berdasarkan pemenuhan standar higiene dan sanitasi, yaitu mendapatkan nilai inspeksi sanitasi minimal 70 dari nilai maksimal 100. Hasil penelitian lainnya dalam penelitian ini menunjukan bahwa terdapat korelasi yang berkekuatan "cukup" dan berlawanan arah antara kualitas fisik air minum dengan persepsi produsen dan perilaku produsen. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai persepsi dan perilaku produsen, maka semakin kecil nilai kandungan TDS dalam air minum.