Perkembangan teknologi akhir-akhir ini terlihat cukup pesat, tak terkecuali pada sektor industri transportasi. Semakin berkembangnya teknologi pada sektor tersebut membuat manusia menjadi saling berlomba-lomba untuk menikmatinya, alhasil volume kendaraan di jalan raya kian melonjak disertai potensi terjadinya kecelakaan yang juga semakin meningkat. Banyak usaha yang telah dilakukan demi meminimalkan kerugian akibat kecelakaan, salah satunya adalah pengembangan struktur kendaraan laik tabrak yang bertujuan untuk melindungi penumpang di dalamnya.
Penelitian Tugas Akhir ini menganalisis performa kelaikan tabrak struktur crash box aluminium dan hybrid crash box aluminium-komposit berpenampang lingkaran pada keduanya dengan pembebanan aksial kuasi statik. Analisis pada penelitian ini merupakan analisis numerik yang dilakukan dengan bantuan perangkat lunak LS-DYNA. Studi parametrik dilakukan sebanyak dua kali. Studi parametrik pertama dilakukan untuk mengetahui pengaruh beberapa parameter simulasi terhadap performa kelaikan tabrak maupun modus kegagalan struktur tersebut. Parameter yang dianalisis meliputi beberapa parameter pada MAT54 (DFAILC, DFAILT, DFAILM, DFAILS, SOFT, dan YCFAC), OPTION pada kontak jenis tiebreak, serta mekanisme trigger. Studi parametrik kedua bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ply (lapisan) komposit pada performa kelaikan tabrak struktur hybrid crash box aluminium-komposit.
Hasil studi parametrik pertama menunjukkan bahwa penambahan nilai DFAILT dan DFAILM serta pengurangan nilai DFAILC sangat mempengaruhi nilai mean crushing force dan energy absorption serta modus kegagalan yang terjadi, apabila dibandingkan dengan parameter MAT54 lainnya. Variasi OPTION juga sangat berpengaruh pada kedua aspek tersebut, sedangkan mekanisme trigger hanya mempengaruhi nilai peak force serta modus kegagalan yang terjadi.
Penambahan ply (lapisan) komposit berpengaruh pada peningkatan nilai mean crushing force dan energy absorption. Pada model satu hingga enam plies, nilai peak force cenderung semakin meningkat, namun pada model tujuh hingga sembilan plies, nilai parameter tersebut mengalami naik turun akibat pengaruh mekanisme staggered trigger. Nilai specific energy absorption cenderung mengalami penurunan pada model satu hingga empat plies, namun pada model enam hingga sembilan plies, nilai parameter tersebut mengalami naik turun yang tidak terlalu signifikan.