COVER REWINA AISHAFITRA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 REWINA AISHAFITRA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 REWINA AISHAFITRA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 REWINA AISHAFITRA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 REWINA AISHAFITRA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 REWINA AISHAFITRA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA REWINA AISHAFITRA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Remaja saat ini sangat dekat dekan teknologi dan sosial media. Sosial media memudahkan remaja untuk melakukan komunikasi dan berinteraksi dengan sesama, namun interaksi yang dilakukan bersifat dangkal sehingga rasa moral dan empati antar individu tidak tercapai. Moral dan empati dibutuhkan oleh individu untuk berfungsi sebagai masyarakat, karena tanpa satu sama lain, manusia tidak dapat bertahan. Kerja sama dibutuhkan untuk bermasyarakat. Masyarakat Bali Aga merupakan masyarakat adat yang masih menjalankan budaya dan adat istiadat yang masih asli. Adat istiadat yang dipreservasi hingga saat ini dapat dilakukan dengan adanya filosofi untuk menjaga keharmonisan dengan melakukan kerja sama yang kooperatif dengan peran masing-masing. Salah satu desa masyarakat Bali Aga adalah Desa Pengotan, yang merupakan desa tertua. Sikap kerja sama demi menjaga keharmonisan yang telah dilakukan secara turun temurun dapat dikenalkan kepada remaja. Menanamkan sikap kerja sama dan gotong royong akan lebih efektif jika dikenalkan secara praktik, bukan teori saja, salah satu metode yang dapat digunakan sebagai media praktik gotong royong adalah dengan metode gemifikasi atau permainan. Dengan menggunakan permainan, perilaku kerja sama dapat dikenalkan kepada remaja secara menarik dan menyenangkan, salah satu permainan yang dapat digunakan adalah permainan papan atau board game. Board game dapat digunakan sebagai media pengenalan interaksi sosial yang cocok karena sifatnya yang fisikal, interaksi pemain dilakukan secara fisik sehingga para pemain dapat berinteraksi secara langsung dan menerapkan interaksi yang dikenalkan. Hybrid board game merupakan board game yang menggabungkan unsur fisik dari board game itu sendiri dengan unsur digital. Pengenalan hybrid pada board game dapat meningkatkan gameplay dengan mengimplementasikan fitur-fitur yang tidak bisa dilakukan secara fisik. Unsur digital juga dapat menjadi jembatan untuk remaja merasa lebih familiar dalam bermain. Hybrid board game yang dirancang akan mengajak remaja untuk melakukan interaksi sosial dengan memberikan objektif untuk bergotong royong demi mencapai suatu objektif yang sama. Dengan menyampaikan model gotong royong ini melalui media hybrid board game, nilai gotong royong dapat ditanamkan pada remaja melalui media yang interaktif sehingga dapat dipraktikan secara langsung oleh remaja yang memiliki perilaku individualisme yang kurang melakukan interaksi sosial.