Bagi penulis warna memiliki makna, merupakan elemen penting bagi kehidupan.
Warna kulit menjadi karakteristik seseorang yang identik dengan pengalaman
sosial dan psikologis pada masyarakat. Dalam hal ini kulit putih menjadi standar
kecantikan dan menggeser idealisme kulit perempuan Indonesia yang berwarna
sawo matang.
Melalui studi warna kulit penulis memahami konsep kulit putih yang menjadi
patokan ideal kecantikan. Bagi penulis, warna kulit merupakan tampilan luar
manusia yang memiliki ciri khas. Akan tetapi kulit putih tidak bisa dijadikan
patokan ideal kecantikan karena dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
Warna kulit orang asia berbeda dengan orang kaukasian, orang indonesia berbeda
dengan orang jepang atau cina, bahkan dalam satu daerah yang sama bisa berbeda.
Hal terpenting adalah bukan kulit putih yang menjadi patokan ideal kecantikan,
tapi menjaga dan merawat agar kulit sehat sehingga tercipta kecantikan secara
alami terpancar dari dalam diri perempuan itu sendiri.
Akhirnya penulis tertarik pada permasalahan bagaimana memaknai kecantikan
melalui kesadaran terhadap warna kulit. Melalui pendekatan abstrak formalis,
penulis ingin membawa permasalahan tersebut sebagai konsep berkarya. Penulis
menggunakan skala warna kulit di dunia sebagai metode dalam mengkomposisi
objek visual, oleh karena itu penulis memerlukan studi warna kulit lebih lanjut.
Serta bagaimana relasi yang terbentuk apabila direpresentasikan melalui seni rupa
abstrak. Konsep karya ini penulis representasikan melalui komposisi formal di
atas medium kertas yupo dan tinta alkohol dengan gaya seni rupa abstrak.