ABSTRAK Riska Aprilia Triyadi
PUBLIC Alice Diniarti COVER Riska Aprilia Triyadi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Riska Aprilia Triyadi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Riska Aprilia Triyadi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Riska Aprilia Triyadi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Riska Aprilia Triyadi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Riska Aprilia Triyadi
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Riska Aprilia Triyadi
PUBLIC Alice Diniarti
TPA Sarimukti merupakan TPA yang dibangun pemerintah setempat sebagai
pengganti TPA Leuwigajah yang mengalami longsor. Komposisi sampah yang
dibuang ke TPA Sarimukti sangat beragam. Sampah-sampah tersebut dapat
mengandung bahan kimia non organik dan bahan kimia organik yang dapat
membahayakan manusia bila konsentrasinya tinggi. Bahan kimia tersebut dibawa
oleh air lindi (leachate) yang bergerak ke bawah melewati batuan yang
mengalasi TPA ini sehingga dapat mencemari airtanah. Pengujian isotop stabil
deuterium (?2H) dan oksigen-18 (?18O) yang didukung dengan data kimia
airtanah dapat digunakan untuk mengetahui asal air sehingga dapat diketahui air
yang terdapat pada lokasi tersebut telah bercampur dengan apa saja dan proses
apa saja yang telah berlangsung di dalamnya. Penelitian ini dilakukan dengan
pemetaan geologi dan hidrogeologi. Sebanyak delapan sampel air diambil untuk
digunakan dalam pengujian ion chromatography (IC), isotop deuterium (?2H)
dan oksigen-18 (?18O).
Batuan di daerah sekitar TPA terbagi menjadi tiga satuan, dari tua ke muda
yaitu: Satuan Perselingan Batulempung-Batupasir, Satuan Tuf, dan Satuan
Breksi Volkanik. Satuan Perselingan Batulempung-Batupasir diperkirakan
berperan sebagai akuitar. Satuan Tuf juga diperkirakan berperan sebagai akuitar,
sedangkan Satuan Breksi Volkanik diperkirakan berperan sebagai akuifer.
Pengujian ion chromatography (IC) yang dilakukan pada sampel air di
daerah penelitian menunjukkan bahwa terdapat konsentrasi Cl-, NO2
-, HCO3
-,
Na+, serta NH4
+ yang melebihi nilai ambang batas menurut Permenkes RI No.
492/MENKES/PER/ IV/2010. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya
interaksi airtanah dengan polutan di sekitar daerah penelitian, seperti sampah,
limbah rumah tangga, ataupun pupuk yang digunakan pada lahan pertanian.
Hasil pengujian isotop deuterium (?2H) dan oksigen-18 (?18O) mencerminkan
adanya percampuran antara air lindi dengan airtanah di daerah penelitian. Hal
ini ditunjukkan oleh nilai isotop sampel A5, SW2, SW4, dan SP2 yang berada di
antara airtanah yang belum terkontaminasi (SP1) dengan air lindi serta menjauhi
garis LMWL. Perhitungan mixing ratio juga dilakukan dalam penelitian ini.
Hasilnya sebesar 2,56% air lindi berpotensi bercampur dengan airtanah.