digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Felik Widyo Makuprathowo
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Pandemi COVID-19 telah selamanya merubah cara manusia berperilaku, khususnya di dalam ranah bisnis angkutan jalan publik, pandemi ini telah menyebabkan permintaan terhadap transpotasi umum jatuh ke level yang terendah dalam sejarah, turunnya penghasilan operator angkutan jalan menyebabkan banyak resiko muncul dan mengancam keberlangsungan usaha transportasi umum di Indonesia. Pada penelitian ini, kita akan melihat bagaimana intervensi dalam bentuk kebijakan / protocol yang berorientasi pada ekonomi perilaku dan prinsip nudge dapat menghasilkan ide-ide untuk membantu stakeholder dan pembuat kebijakan menciptakan transportasi jalan raya yang lebih dipercaya, menumbuhkan kepercayaan pelanggan, mendorong perilaku sehat berkendara dan protocol Kesehatan, bertanggung jawab atas keselamatan dirinya sendiri dan dengan sukarela menyadari pentingnya bertanggung jawab atas keselamatan orang lain, mengurangi penyebaran COVID-19 sekaligus mengembalikan permintaan akan angktan jalan raya, sebagai symbol keberhasilan dan kemajuan suatu negara. Ide terkait nudge, yang memiliki karakteristik unik yaitu dorongan perilaku yang bersifat sukarela dan demi kebaikan Bersama, diawali dari penelitian mengenai perilaku manusia di tahun 70an oleh peneliti, psikolog dan ekonom Amos Tversky dan Daniel Kahneman, dan dibuat terkenal oleh studi terbaru yang dibuat oleh Richard H Thaler dan Cass Sunstein. Penelitian-penelitian terkait ilmu perilaku banyak membuka hal baru yang sering tidak disadari namun sangat penting dan nyata, bahwa pikiran manusia meski dapat bekerja dengan sangat baik, terkadang, bahkan seringkali, melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan, hal ini bukan berarti ada yang salah dengan cara berpikir kita, melainkan pemahaman kita tentang bagaimana kita bersikap dapat diperbaiki dengan menelisik kenapa pemikiran manusia kerap kali salah secara sistematis. Kita akan terjun langsung ke bagaimana pendekatan nudge dapat menghasilkan sebuah perbedaan dalam industry bisnis angkutan jalan di Indonesia, apa yang membuat nudge itu efektif, dan bagaimana kita sebagai Arsitek dari serangkaian pilihan, dapat menggunakan aspek-aspek perilaku dan segala bias dan blunder yang mengikutinya, menjadi senjata utama dalam merubah, mendorong dan memperbaiki perilaku penumpang sehingga dapat beradaptasi dengan kondisi baru, dunia pasca pandemic COVID-19 dengan pertama-tama memeriksa cara berfikir manusia yang memiliki 2 sistem di saat yang bersamaan yaitu: reflektif dan otomatis, diikuti dengan studi akan bias dan kecenderungan irasional kita yang telah di pelajari dan didefinisikan terlebih dahulu oleh para ahli ekonom perilaku, kemudian bagaimana car akita memanfaatkan kecenderungan-kecenderungan tersebut untuk membuat kita menjadi Arsitek pilihan, pembuat kebijakan intervensi yang menyadari betul pentingnya memahami cara piker manusia sebelum membuat kebijakan. Riset ini didasari dari penelitian kualitatif dan penemuan-penemuannya yang bekerja-sama dengan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dengan metodologi yang dirancang khusus yang terdiri dari aktifitas Focus Group Discussion (FGD), Webinar dan Survei Daring. Metode-metode ini dipilih dikarenakan efektif dalam menangkap perilaku pelanggan transportasi jalan dan kebutuhan serta visi misi para pemangku kebijakan dan kepentingan transportasi public. Penelitian ini jua menggunakan sebuah kerangka kerja bernama kerangka kerja 4P untuk perubahan perilaku yang dikembangkan oleh sekelompok ilmuan perilaku di Yale University yang awalnya dibuat untuk studi nudge terhadap perilaku makan manusia. Kali ini, kerangka kerja 4P ini akan digabungkan dengan kerangka kerja nudge untuk menghasilkan ide dan perencanaan terkait implementasi nudge di transportasi public di Indonesia, dan juga mendukung pengembangan transportasi umum di Indonesia dengan menjadi agen perubahan yang mengikuti protocol Kesehatan, mengembalikan kepercayaan diri pelanggan terhadap angkutan umum dan mengurangi kerumunan dan perilaku tidak sehat lainnya dengan cara nudge.