digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Adanya limbah berupa 2000-6000an limbah kayu tiap minggu merupakan indikator dari pola produksi yang tidak berkelanjutan. Hal ini terjadi pada Sentra Industri Mebel Kota Pasuruan (SIMP). Limbah jenis tatal kayu yang dihasilkan oleh UMKM mebel tersebut selama ini hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan pediang. Dengan naiknya harga kayu dan penuruanan penjualan, perlu dilakukan sebuah pembaruan dalam pola produksi SIMP salah satunya melalui recycling. Melalui strategi design for standardization and compatibility, diharapkan sumberdaya, material, dan produk dapat dikontrol untuk berada dalam siklus ekonomi selama mungkin, serta meminimalisir produksi limbah. Dengan kombinasi teknik kempa dan press, tatal kayu SIMP yang tidak lagi memiliki soliditas dapat diolah menjadi material siap pakai (pra-modul) yang diarahkan untuk pengembangan modul yang diaplikasikan pada partisi ruang dan desk organizer. Dengan teknik ini dapat dibuat pra-modul berkontur dengan komposisi perekat (lem alifatik) minimum adalah 10% dengan pengeringan diangin-angin. Untuk 1 pra-modul kontur zigzag berukuran 15x15 cm dibutuhkan setidaknya 2 orang pekerja dengan lama pengerjaan 3 hari. Berdasar simulasi, pramodul zigzag dengan komposisi perekat 8,75% dan 11,66% dapat menahan beban tekan pada posisi berdiri sebesar ±230 dan 370 kg. Sementara pada posisi tidur estimasi beban adalah ±50x3 kg dan ±80x3 kg. Model produksi padat karya dengan investasi cetakan adalah yang paling direkomendasikan. Disarankan pula pengembangan unit industri SIMP yang khusus mengolah limbah sebagai langkah awal menuju pola produksi sirkular.