digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Potter Has Pattern adalah sebuah bisnis yang bergerak dalam bidang fesyen, berdiri sejak pertengahan tahun 2018, dengan berfokus pada outerwear pria yang mengedepankan fungsi yang tepat guna dan desain yang minimalis. Bisnis yang berdiri dengan dua orang pendiri ini menemui beberapa masalah selama perjalanannya salah satunya adalah seringnya mengalami keterlambatan proses produksi. Berangkat dari masalah tersebutlah peneliti melakukan pendekatan Root Cause Analysis dengan metode Fishbone Diagram untuk mengetahui akar dari masalah diatas. Diharapkan dengan mengetahui akar masalahnya, perusahaan dapat dengan jelas mengetahui masalah mana yang berhubungan dengan satu sama lainnya, sehingga mudah bagi perusahaan dalam memetakan masalah mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu. Sehingga muncullah satu masalah utama yaitu terlambatnya penyelesaian produksi. Dari analisa ini mendapatkan kesimpulan bahwa bagaimana perusahaan memperbaiki kerjasama antar vendor dan mengelola persediaan perusahaan. Pendekatan tersebut dianggap sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang selama ini kurang mampu mengelola proses produksi bersama dengan vendor dan tidak adanya jadwal yang pasti kapan perusahaan harus menaruh pesanan pada vendor. Dengan Vendor Management System (VMS) perusahaan diharapkan dapat memiliki acuan yang baku dalam mengatur kerjasama dan dapat memantau kinerja para vendor sehingga produksi berjalan lebih efisien dan efektif. Ditambah dengan teori Porter’s 5 Forces yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan pada lingkup bisnisnya dengan pihak eksternal. Dengan tige metode diatas menghasilkan kesimpulan bagi perusahaan untuk menganalisa letak kelemahannya dan letak kelebihannya. Hal ini tentu menjadi gambaran bagi perusahaan yang tidak mampu mengatur operasionalnya, dimana operasional bisnis adalah inti bagi perusahaan untuk mampu berkembang dan mencapai tujuannya. Dengan diterapkannya solusi ini, diharapkan perusahaan mampu mengatasi masalah hingga akarnya. Maka dari itu, dengan kondisi eksisting perusahaan yang mengalami proses bisnis yang terganggu, langkah ini dinilai tepat untuk mengetahui kekurangan apa yang menyebabkan perusahaan tidak mampu mencapai target dan tujuannya.