Penelitian ini menghubungkan konsentrasi aerosol Black Carbon (BC) di Global
Atmosphere Watch Bukit Kototabang (GAW BKT) dengan kebakaran hutan dan
lahan (karhutla) untuk periode 2014-2018. BC memiliki efek terhadap iklim yang
disebut Direct Radiative Forcing (DRF). Karhutla direpresentasikan dengan
hotspot dari Visible Infrared Imaging Radiometer Suite (VIIRS). Sumber BC
diketahui dari analisis lintasan mundur. Analisis terhadap curah hujan bulanan juga
dilakukan untuk mengetahui pola musiman karhutla. DRF diperoleh dari model
optik atmosfer AEROgui dan model radiative transfer SMARTS.
Karhutla merupakan sumber BC di GAW BKT karena konsentrasi BC berhubungan
erat dengan hotspot (R2=0.83) dan juga ditunjukan oleh analisis lintasan mundur.
Hotspot menunjukan pola monsoonal di mana persentil 90 hotspot berada pada
musim kemarau. DRF BC di permukaan yang didapatkan adalah 0.003 W m-2
sampai 0.423 W m-2 yang menunjukan penyerapan radiasi matahari oleh BC. Belum
terlihat pola DRF jika dikaitkan dengan hotspot bulanan karena hanya sedikit
keadaan di mana DRF dapat dihitung.