digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Bernardus Sena Pasereng
PUBLIC Alice Diniarti

Banjir merupakan bencana alam yang dapat merugikan baik secara finansial dan juga secara kesejahteraan, keamanan, dan kenyamanan terutama untuk DKI Jakarta sebagai Ibukota Indonesia. Oleh sebab itu, diperlukan suatu solusi dalam upaya pengendalian banjir Jakarta. Sebagai upaya pengendalian banjir, JICA pada tahun 1997 merencanakan pembangunan floodway dari sungai Ciliwung ke sungai Cisadane yang berupa tunnel dengan panjang total tunnel yaitu 1.100 m dan kapasitas dari floodway ini mempunyai debit kapasitas sebesar 600 m3/detik (dua tunnel). Pada perencanaan JICA 1997 untuk mengelakkan aliran yang masuk ke dalam tunnel menggunakan bendung tetap yang tidak dapat mengatur tinggi muka air di hulu maupun keluaran ke hilirnya. Sehingga didesain Bendung Gerak sebagai bangunan pengelak agar debit keluaran dari bendung dapat dikontrol agar kurang dari debit siaga I (? Siaga I) Katulampa yaitu sebesar 441 m3/detik sehingga risiko banjir di DKI Jakarta dapat berkurang. Debit banjir yang direncanakan adalah 790 m3/s dan akan dielakkan ke dalam tunnel sebesar 300 m3/s (1 tunnel ditutup) sehingga debit 490 m3/s akan ditahan oleh Bendung Gerak. Perencanaan Bendung gerak ini berada di bagian hulu DAS Ciliwung, Kecamatan Ciawi, Kelurahan Sukasari, Kota Bogor dengan anggaran untuk konstruksi Bendung Gerak Sukasari yaitu sebesar Rp 32.607.246.613,55 dan untuk anggaran total proyek pekerjaan Ciliwung Floodway ini menjadi Rp. 1.741.300.440.000.