Banjir merupakan bencana alam yang dapat merugikan baik secara finansial dan
juga secara kesejahteraan, keamanan, dan kenyamanan terutama untuk DKI Jakarta
sebagai Ibukota Indonesia. Oleh sebab itu, diperlukan suatu solusi dalam upaya
pengendalian banjir Jakarta. Sebagai upaya pengendalian banjir, JICA pada tahun
1997 merencanakan pembangunan floodway dari sungai Ciliwung ke sungai
Cisadane yang berupa tunnel dengan panjang total tunnel yaitu 1.100 m dan
kapasitas dari floodway ini mempunyai debit kapasitas sebesar 600 m3/detik (dua
tunnel).
Pada perencanaan JICA 1997 untuk mengelakkan aliran yang masuk ke dalam
tunnel menggunakan bendung tetap yang tidak dapat mengatur tinggi muka air di
hulu maupun keluaran ke hilirnya. Sehingga didesain Bendung Gerak sebagai
bangunan pengelak agar debit keluaran dari bendung dapat dikontrol agar kurang
dari debit siaga I (? Siaga I) Katulampa yaitu sebesar 441 m3/detik sehingga risiko
banjir di DKI Jakarta dapat berkurang. Debit banjir yang direncanakan adalah 790
m3/s dan akan dielakkan ke dalam tunnel sebesar 300 m3/s (1 tunnel ditutup)
sehingga debit 490 m3/s akan ditahan oleh Bendung Gerak.
Perencanaan Bendung gerak ini berada di bagian hulu DAS Ciliwung, Kecamatan
Ciawi, Kelurahan Sukasari, Kota Bogor dengan anggaran untuk konstruksi
Bendung Gerak Sukasari yaitu sebesar Rp 32.607.246.613,55 dan untuk anggaran
total proyek pekerjaan Ciliwung Floodway ini menjadi Rp. 1.741.300.440.000.