Penyakit tidak menular (non-communicable disease) paling banyak menjadi penyebab kematian di
dunia. Penyakit kardiovaskular berada di urutan pertama yang bertanggung jawab pada kematian
terhadap penyakit tidak menular ini. Hipertensi menjadi salah satu faktor resiko dari penyakit
kardiovaskular yang paling signifikan. Ekstrak tumpang air (Peperomia pellucida (L.) Kunth) diketahui
memiliki aktivitas ACE inhibitor dan efek hipotensi pada tikus normotensif. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menentukan aktivitas antihipertensi konsentrat jus tanaman tumpang air pada
model hewan hipertensi yang diinduksi deksametason. Hewan uji diinduksi hipertensi dengan
injeksi deksametason 0,5 mg/kg bb secara subkutan. Efek antihipertensi konsentrat jus tanaman
tumpang air ditentukan berdasarkan penurunan tekanan darah sistolik (TDS) dan diastolik (TDD)
yang diukur dengan non-invasive CODA® tail-cuff blood pressure system. Pengukuran tekanan darah
dilakukan sebelum induksi, sesudah induksi, dan sesudah terapi pada hari kesatu sampai keenam.
Konsentrat jus tumpang air diberikan dengan dosis 15, 30, dan 60 mg/kg bb. Kaptopril 13,5 mg/kg
bb digunakan sebagai obat pembanding. Kenaikan TDS dan TDD secara signifikan (p<0,05) terjadi
pada semua kelompok hewan yang diinduksi. Setelah diterapi selama enam hari, konsentrat jus
tanaman tumpang air dosis 30 dan 60 mg/kg bb, dapat menurunkan TDS dan TDD secara signifikan
(p<0,05). Rata-rata penurunan TDS tumpang air dosis 15, 30, dan 60 mg/kg bb secara berturut-turut
adalah 20,0; 49,5; dan 49,1 mmHg sedangkan penurunan TDD berturut-turut sebesar 10,8; 39,5;
dan 49,7 mmHg. Tidak terdapat perbedaan antara kelompok tumpang air 30 dan 60 mg/kg bb
dengan kaptopril 13,5 mg/kg bb dalam menurunkan tekanan darah (p>0,05). Konsentrat tumpang
air menunjukan efek antihipertensi pada dosis 30 dan 60 mg/kg bb.