digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kegiatan pertambangan merupakan kegiatan yang merubah struktur bawah permukaan secara cepat dan terus menerus. Perubahan struktur tersebut antara lain berupa perubahan distribusi tekanan, subsidence, dan pergeseran patahan. Perubahan struktur tersebut menyebabkan terjadinya gempa-gempa bermagnitudo kecil hingga besar. Oleh karena itu monitoring di lapangan pertambangan bawah tanah sangat penting dilakukan guna mencegah kerugian baik berupa nyawa maupun material. Monitoring parameter kecepatan gelombang P (Vp), gelombang S (Vs), dan Vp/Vs diharapkan dapat mengetahui perkembangan kondisi struktur dibawah permukaan. Untuk mendapatkan evolusi struktur kecepatan di bawah permukaan digunakan metode Tomografi Double-Difference secara time-lapse dengan memanfaatkan data gempa mikro yang terjadi di area tersebut. Dalam melakukan metode tomografi secara time-lapse terdapat bias yang diakibatkan oleh jumlah dan distribusi data yang sangat beragam dalam setiap selang waktu. Pada penelitian ini telah dilakukan inversi tomografi secara time-lapse menggunakan beberapa konfigurasi distribusi jumlah event gempa. Dari tes sintetik dapat dilihat bahwa distribusi data lebih berpengaruh daripada jumlah data dalam menentukan kualitas hasil tomogram. Jumlah data yang banyak tidak selalu menghasilkan tomogram yang lebih baik jika distribusi datanya tidak baik. Pola struktur kecepatan setiap dua minggu yang diperoleh dari penelitian ini selalu berubah. Hal ini menunjukkan bagaimana kegiatan pertambangan bawah tanah itu sangat dinamis dan dapat merubah struktur kecepatan dalam waktu singkat. Kejadian mainshock yang terjadi pada tanggal 30 Oktober 2019 menyebabkan berkurangnya nilai Vp ke arah aftershock dan berkurangnya nilai Vp dan Vs pada daerah terjadinya rockburst. Berkurangnya nilai kecepatan berkaitan dengan adanya stress release akibat mainshock dan rockburst tersebut. Perubahan nilai Vp ii dan Vs setelah dan sebelum terjadinya mainshock 30 Oktober 2019 dapat mencapai 15%.