digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Mochammad Randy Caesario Harsuko
PUBLIC Devi Septia Nurul

Kota Mataram yang terletak di Pulau Lombok memiliki potensi amplifikasi gelombang gempa karena kondisi geologi yang didominasi oleh endapan aluvium. Kejadian gempa bumi pada 2018 memberikan bukti tentang dampak kerusakan akibat dari guncangan gempa bumi yang berkemungkinan terjadi amplifikasi yang signifikan. Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tercatat sebanyak 1.973 gempa bumi dirasakan (M > 3) yang mengguncang Lombok selama bulan Agustus 2018 dengan tiga gempa bermagnitudo terbesar yaitu M 7 (5 Agustus 2018), M 6.3, dan M 6.9 (19 Agustus 2018). Untuk mengurangi dampak risiko gempa bumi, diperlukan analisis mengenai bahaya dan risiko kegempaan di Kota Mataram. Pada penelitian tesis ini, metode yang digunakan adalah Horizontal-to-Vertical Spectral Ratio (HVSR) pada data pengukuran mikrotremor di Kota Mataram. Data pengukuran mikrotremor dilakukan secara langsung selama lima hari dengan menggunakan perangkat Geotiny yang memiliki dua sensor yaitu seismometer dan akselerometer. Data yang terekam mengandung sinyal noise lokal, hal ini dikarenakan survei mikrotremor dilakukan di daerah perkotaan. Hilbert-Huang Transform (HHT) digunakan untuk mengeliminasi noise lokal dan meningkatkan resolusi pada analisis HVSR. Delineasi struktur kecepatan gelombang geser (????????????????) yang diperoleh di bawah permukaan Kota Mataram digunakan untuk menganalisis dan memetakan kerentanan bahaya gempa di Kota Mataram. Pemanfaatan HHT dalam pengolahan HVSR dapat meningkatkan kualitas kurva HVSR. Peta karakteristik dinamik lapisan tanah di Kota Mataram yang dihasilkan dapat menunjukkan kerentanan suatu daerah terhadap guncangan gempa. Hasil menunjukkan tanah di Kota Mataram didominasi oleh jenis tanah yang cukup baik untuk dibangun bangunan tahan gempa.