BAB 2 Juanita
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Indonesia belum mempunyai konsep kebijakan pengembangan penyelenggaraan
transportasi tradisional dalam mendukung kepariwisataaan, juga penyelenggaraan
yang sepenuhnya diserahkan pada daerah sesuai ketentuan undang-undang dan
peraturan akan membawa dampak pada penolakan dan penerimaan transportasi
tersebut yang berdampak pada keberlanjutan penyelenggaraannya. Tujuan
penelitian yaitu merumuskan konsep keberlanjutan penyelenggaraan transportasi
tradisional sebagai penunjang pariwisata kota yang berkontribusi pada
pengembangan teoritis dan praktis pada kebijakan yang sudah ada. Penilaian
keberlanjutan bukan hanya relevansinya terhadap sosial, ekonomi dan lingkungan
saja tetapi diperlukan pemahaman potensi nilai-nilai sumberdaya dan pemenuhan
kebutuhan. Pemahaman potensi nilai sumberdaya penting sebagai faktor
transportasi tradisional layak dipertahankan keberlanjutan penyelenggaraannya.
Pendekatan penilaian faktor-faktor keberlanjutan menggunakan Analytic Network
Process (ANP). Penilaian gabungan unsur responden ahli digunakan untuk
penentuan prioritas faktor-faktor keberlanjutan. Hasil penelitian telah memberikan
pemahaman bahwa potensi nilai sumber daya transportasi tradisional sebagai
pariwisata heritage menjadi faktor utama keberlanjutan penyelenggaraan
disamping pada pemenuhan kebutuhan akan keselamatan dan keamanan,
pengembangan rute, pendanaan, regulasi dan kelembagaan serta dukungan politik.
Faktor-faktor tersebut saling berpengaruh dan mempengaruhi khususnya pada
pengembangan rute pada kriteria prasarana dan moda. Kriteria moda pada
pengembangan rute dipengaruhi nilai sumber daya sebagai potensi daya tarik
pariwisata serta keselamatan dan keamanan, sehingga kecukupan moda, frekuensi
dan pengganti mobil pada jarak dekat tidak diprioritaskan. Sedangkan kriteria
prasarana penilaian diprioritaskan pada kriteria pendanaan yaitu investasi
penyediaan parkir khusus dan penyediaan lajur khusus pada koridor budaya dan
seni yang akan meningkatkan aksesibilitas pada pengembangan rute. Namun
semua faktor tersebut harus didukung oleh regulasi dan kelembagaan serta
dukungan politik untuk dapat mewujudkan keberlanjutan penyelenggaraan
transportasi tradisional dalam menunjang pariwisata menjadi nyata.