digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia belum mempunyai konsep kebijakan pengembangan penyelenggaraan transportasi tradisional dalam mendukung kepariwisataaan, juga penyelenggaraan yang sepenuhnya diserahkan pada daerah sesuai ketentuan undang-undang dan peraturan akan membawa dampak pada penolakan dan penerimaan transportasi tersebut yang berdampak pada keberlanjutan penyelenggaraannya. Tujuan penelitian yaitu merumuskan konsep keberlanjutan penyelenggaraan transportasi tradisional sebagai penunjang pariwisata kota yang berkontribusi pada pengembangan teoritis dan praktis pada kebijakan yang sudah ada. Penilaian keberlanjutan bukan hanya relevansinya terhadap sosial, ekonomi dan lingkungan saja tetapi diperlukan pemahaman potensi nilai-nilai sumberdaya dan pemenuhan kebutuhan. Pemahaman potensi nilai sumberdaya penting sebagai faktor transportasi tradisional layak dipertahankan keberlanjutan penyelenggaraannya. Pendekatan penilaian faktor-faktor keberlanjutan menggunakan Analytic Network Process (ANP). Penilaian gabungan unsur responden ahli digunakan untuk penentuan prioritas faktor-faktor keberlanjutan. Hasil penelitian telah memberikan pemahaman bahwa potensi nilai sumber daya transportasi tradisional sebagai pariwisata heritage menjadi faktor utama keberlanjutan penyelenggaraan disamping pada pemenuhan kebutuhan akan keselamatan dan keamanan, pengembangan rute, pendanaan, regulasi dan kelembagaan serta dukungan politik. Faktor-faktor tersebut saling berpengaruh dan mempengaruhi khususnya pada pengembangan rute pada kriteria prasarana dan moda. Kriteria moda pada pengembangan rute dipengaruhi nilai sumber daya sebagai potensi daya tarik pariwisata serta keselamatan dan keamanan, sehingga kecukupan moda, frekuensi dan pengganti mobil pada jarak dekat tidak diprioritaskan. Sedangkan kriteria prasarana penilaian diprioritaskan pada kriteria pendanaan yaitu investasi penyediaan parkir khusus dan penyediaan lajur khusus pada koridor budaya dan seni yang akan meningkatkan aksesibilitas pada pengembangan rute. Namun semua faktor tersebut harus didukung oleh regulasi dan kelembagaan serta dukungan politik untuk dapat mewujudkan keberlanjutan penyelenggaraan transportasi tradisional dalam menunjang pariwisata menjadi nyata.