Jakarta Sewerage System adalah sebuah proyek pengelolaan air limbah secara terpusat
yang diadakan bertujuan untuk memperbaiki kondisi pengelolaan air limbah DKI Jakarta yang
hanya meliputi 4% dari keseluruhan wilayah dengan tingkat pencemaran BOD sebesar 84 mg/l
(KPPIP, 2019). Pada proyek ini, wilayah DKI Jakarta dibagi menjadi 14 zona dan terdapat
beberapa zona yang direncanakan memiliki IPAL yang hanya melayani masing-masing wilayah
dalam zona tersebut, salah satunya yaitu zona 6. IPAL zona 6 Jakarta Sewerage System akan
dibangun di area yang tersisa dari lahan IPLT Duri Kosambi, dan direncakan pengolahan IPAL
tersebut akan berintegrasi dengan IPLT Duri Kosambi. Bentuk integrasi dari IPAL dan IPLT yaitu
lumpur yang dihasikan IPAL ditransferkan menuju IPLT, kemudian supernatant dari IPLT
ditransferkan menuju IPAL. Periode perencanaan IPAL zona 6 yaitu 30 tahun di mulai dari tahun
2020 hingga tahun 2050, yang terbagi menjadi 4 fase konstruksi sesuai dengan fase pembangunan
jaringan perpipaan air limbah. Berdasarkan efluen hasil pengolahan primer, diperoleh pengolahan
sekunder IPAL zona 6 adalah pengolahan secara biologis. Terdapat 3 alternatif konfigurasi
pengolahan yang diajukan dalam perencanaan ini, perbedaan ketiga alternatif konfigurasi tersebut
hanya terletak pada pengolahan sekunder, dikarenakan inti pengolahan dimana proses penyisihan
material organik dan penyisihan ammonia terjadi terdapat pada unit pengolahan sekunder.
Alternatif tersebut yaitu penggunaan MBBR, extended aeration, dan MBR. Dilakukan analisis
berdasarkan kriteria ekonomi, performa, lingkungan serta sosial dalam menentukan konfigurasi
pengolahan terpilih. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh IPAL dengan menggunakan MBBR
sebagai unit pengolahan sekunder, diikuti dengan HRC dan UV disinfeksi.