digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Slamet Tuty
PUBLIC yana mulyana

COVER Slamet Tuty
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Slamet Tuty
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Slamet Tuty
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Slamet Tuty
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Slamet Tuty
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Slamet Tuty
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Slamet Tuty
PUBLIC yana mulyana

Empedu beruang telah digunakan dalam pengobatan tradisional China selama ribuan tahun, dilaporkan bahwa empedu beruang memiliki manfaat farmakologis dengan sedikit efek samping dan beberapa tahun yang lalu senyawa murninya telah digunakan untuk menyembuhkan kelainan hati dan empedu. Namun, konsumsi empedu beruang yang luas membuat spesies beruang terancam punah. Suatu penelitian harus dilakukan untuk mencari pengganti empedu beruang. Empedu ayam yang biasanya dibuang sebagai limbah tidak berguna, dijadikan sebagai pilihan. Tujuan penelitian adalah mengkaji etnofarmakognosi, aktivitas antioksidan dan mengisolasi senyawa aktif empedu ayam. Penelitian diawali dengan kajian etnofarmakognosi manfaat empedu ayam di daerah-daerah Indonesia kemudian pengumpulan bahan dari peternak ayam kampung, Desa Kluwut, kecamatan Bulakambah, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Determinasi dilakukan di Museum Zoologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati-ITB. Selanjutnya empedu ayam dipotong halus dan dikeringkan dengan freeze dryer. Ekstraksi dilakukan dengan metode refluks menggunakan pelarut dengan kepolaran meningkat yakni n-heksana, etil asetat dan etanol 96%, secara berurutan. Karakterisasi, penapisan kimia simplisia dan ekstrak empedu ayam juga telah dilakukan. Kadar total fenol dan total flavonoid ditentukan dengan spektrofotometer UV- sinar tampak. Masing-masing ekstrak telah diuji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH dan CUPRAC, melalui penentuan Antioxidant Activity Index (AAI). Korelasi total fenol dan total flavonoid dengan AAI DPPH dan AAI CUPRAC serta korelasi dua metode antioksidan dianalisis menggunakan metode korelasi Pearson. Hasil penentuan total fenol menunjukkan bahwa total fenol ekstrak n-heksana (1,33 ± 0,01g GAE/100 g), ekstrak etil asetat (1,88 ± 0,03 g GAE/100 g), ekstrak etanol (1,96 ± 0,03 g GAE/100 g), sedangkan total flavonoid ekstrak n-heksana (8,52 ± 0,08 g QE/100 g), ekstrak etil asetat (6,42 ± 0,06 g QE/100 g) dan ekstrak etanol (9,48 ± 0,16g QE/100 g). AAI DPPH ekstrak etanol (1,071 ± 0,004) menunjukkan antioksidan kuat, sedangkan nilai AAI DPPH ekstrak n-heksana (0,698 ± 0,001) dan ekstrak etil asetat (0,714 ± 0,001) merupakan antioksidan sedang. Nilai AAI CUPRAC semua ekstrak merupakan antioksidan sedang (nilai AAI CUPRAC ekstrak n-heksana 0,75 ± 0,009; AAI CUPRAC ekstrak etil asetat 0,62 ± 0,003 dan AAI CUPRAC ekstrak etanol 0,71 ± 0,001), sedangkan nilai AAI DPPH dan AAI CUPRAC fraksi 15-17 empedu ayam berturut-turut 0,56 ± 0,02 dan 0,77 ± 0,05, termasuk antioksidan sedang. Korelasi Pearson AAI DPPH dan fenol total r = 0,628; AAI DPPH dan flavonoid total r = 0,722; AAI CUPRAC dan fenol total r = 0,653, AAI CUPRAC dan flavonoid total r = 0,816, memberikan korelasi positif dan bermakna. Hasil ini menunjukkan bahwa senyawa golongan fenol dan flavonoid bertanggungjawab terhadap aktivitas antioksidan ekstrak empedu ayam dengan metode DPPH dan CUPRAC. Hasil uji korelasi Pearson kedua metode juga memberikan positif dan bermakna, yang menunjukkan kedua metode memberikan hasil linier pada aktivitas antioksidan ekstrak empedu ayam. Fraksinasi ekstrak terpilih (ekstrak etil asetat) dilakukan dengan metode kromatografi cair vakum (KCV ke 1-3), kemudian fraksi 15-17 disubfraksinasi dengan metode KLT preparatif, dan diperoleh isolat Y. Selanjutnya isolat Y dikarakterisasi dan diidentifikasi dengan LC-MS/MS, dan spektrometri resonansi magnetik inti (RMI) H 1 dan C 13 . Hasil karakterisasi dan identifikasi menunjukkan bahwa isolat Y adalah (E)-heksadesil-ferulat. Fraksi 5-6 disubfraksinasi secara kromatografi kolom klasik (KKK) dan diperoleh isolat X. Selanjutnya isolat X dikarakterisasi dan identifikasi dengan RMI H 1 dan C 13 dan menunjukkan bahwa isolat X adalah kolesterol. Fraksi 2-7 (hasil KCV ke 4) disubfraksinasi kembali secara KCV (KCV ke 5) dan diperoleh 24 subfraksi. Selanjutnya subfraksi 7 dikarakterisasi secara GC-MS, dan diidentifikasi empat senyawa dominan: asam oleat, asam n-heksadekanoat, asam oktadekanoat dan asam palmitoleat.