digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Proyek pembangunan Louvin Apartment merupakan proyek pembangunan gedung apartemen di Sumedang, Jawa Barat. Berdasarkan hasil inspeksi pada bulan Juni dan Juli 2020, masih ditemukan kecacatan pada hasil pekerjaan. Proyek ingin meminimalkan jumlah cacat dan limbah yang diakibatkan oleh perbaikan hasil pekerjaan yang cacat, namun saat ini penanganan cacat pada proyek adalah perbaikan untuk menutupi bagian yang cacat. Pada proyek belum dilakukan penyelesaian terhadap akar masalah yang menyebabkan cacat. Apabila akar masalah ini tidak diselesaikan, kecacatan dapat terus terjadi dan memperbanyak jumlah perbaikan serta pekerjaan ulang yang dapat berdampak pada kerugian proyek. Berdasarkan hal ini, penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pada hasil pekerjaan proyek dengan merumuskan solusi penyelesaian akar masalah terjadinya cacat. Penelitian dilakukan menggunakan kerangka define, measure, analyze, improve, dan control atau DMAIC. Pada tahap define, dilakukan penentuan lingkup permasalahan yang akan diselesaikan, pemetaan proses pekerjaan yang akan dianalisis dan identifikasi jenis cacat. Lingkup permasalahan adalah pekerjaan beton vertikal yang menghasilkan kolom dan dinding. Cacat yang diidentifikasi meliputi plin, keropos, geripis, permukaan tidak rata, dan bleeding. Pada tahap measure dilakukan pengukuran tingkat kinerja kualitas dengan menghitung tingkat sigma. Pada tahap analyze dilakukan analisis akar masalah penyebab cacat dan penentuan prioritas akar masalah untuk diselesaikan menggunakan failure mode and effect analysis. Pada tahap improve dilakukan perancangan alternatif solusi untuk menyelesaikan sub faktor penyebab cacat prioritas dengan mengidentifikasi kesempatan perbaikan dari kondisi saat ini. Pada tahap control disusun rencana pengendalian untuk memastikan solusi yang diusulkan diimplementasi dan dapat menurunkan cacat yang terjadi pada hasil pekerjaan proyek. Tingkat sigma pada pekerjaan beton vertikal adalah 3,07, menunjukkan bahwa kinerja masih tertinggal dari standar industri dan perlu dicari peluang perbaikannya. Berdasarkan analisis akar masalah, terdapat 21 sub faktor penyebab cacat dan 10 sub faktor yang diprioritaskan untuk diselesaikan. Usulan solusi yang diperoleh adalah perbaikan prosedur pekerjaan beton vertikal, perbaikan lembar inspeksi, perbaikan pengelolaan material, penyusunan mekanisme pemeliharaan alat, penyusunan mekanisme evaluasi pelatihan, perbaikan sistem pengawasan, dan prosedur pekerjaan saat hujan.