digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Mathea Fransisca
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

Kanker merupakan suatu penyakit akibat adanya sel-sel dalam jaringan tertentu yang membelah terus menerus secara abnormal. Pembelahan sel yang abnormal ini dapat terjadi karena adanya mutasi pada gen-gen tertentu. Salah satu jenis kanker yang kasusnya banyak terjadi di Indonesia adalah kanker payudara. Hingga saat ini penelitian tentang cara mengobati kanker terus dilakukan, salah satunya dengan menggunakan bahan alami. Senyawa (S)-rugulakton merupakan salah satu bahan alami yang diketahui memiliki sifat sitotoksik terhadap sel kanker. Senyawa ini diisolasi dari daun Cryptocarya pulchrinervia (Lauraceae) yang merupakan tumbuhan endemik Indonesia, yaitu dari Pulau Sumatera. Sebelumnya telah dilaporkan bahwa stereoisomer dari (S)-rugulakton, yaitu senyawa (R)-rugulakton yang diisolasi dari C. rugulosa, dapat menyebabkan apoptosis sel kanker payudara dengan menghambat jalur aktivasi NF-?B. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh (S)-rugulakton dalam menimbulkan kematian sel kanker payudara MCF-7 serta memprediksi protein target (S)-rugulakton dan lokasi docking molekul tersebut pada protein tertentu yang berhubungan dengan induksi kematian sel. Kematian sel MCF-7 diamati dengan pewarnaan Hoechst dan kit RealTime-GloTM Annexin V Apoptosis and Necrosis Assay (Promega). Adapun kelompok perlakuan sel MCF-7 yang diamati adalah kontrol negatif; kontrol positif, yaitu sel yang diberi Paklitaksel 0,2 ?M; sel yang diberi DMSO 0,1 %; (S)-rugulakton dengan konsentrasi 0,675 ?g/mL (IC25); 1,215 ?g/mL (IC37,5); 2,025 ?g/mL (IC50); 3,375 ?g/mL (IC62,5); dan 6,075 ?g/mL (IC75). Pengambilan data dilakukan sebanyak satu kali pengulangan dengan jumlah sampel per kelompok perlakuan sebanyak masing-masing 2 well untuk pewarnaan Hoechst dan masing-masing 3 well untuk pengamatan Annexin V Apoptosis and Necrosis Assay. Analisis molecular docking dan visualisasi interaksi (S)-rugulakton dilakukan secara in silico menggunakan program AutoDock Vina dan LigPlot+. Protein-protein yang dianalisis merupakan protein yang terlibat dalam jalur aktivasi NF-?B, yaitu IRAK-4, IRAK-1, TAK-1, IKKB, dan RIP-1. Berdasarkan hasil pewarnaan Hoechst, diketahui bahwa bahwa (S)-rugulakton dapat menimbulkan apoptosis sel pada kelompok perlakuan IC37,5, IC50, IC62,5, dan IC75. Hal ini ditandai dengan teramatinya fenomena fragmentasi inti sel dan pembentukan badan apoptosis. Apoptosis pada kelompok-kelompok perlakuan ini juga didukung dengan hasil pengamatan apoptosis dengan kit RealTime-GloTM, yaitu dengan adanya kenaikan sinyal luminescence yang diikuti dengan kenaikan sinyal fluorescence pada jam-jam berikutnya. Selain apoptosis, kematian secara nonapoptosis juga dapat ditemukan pada kelompok perlakuan IC75. Hal ini teramati baik melalui pewarnaan Hoechst maupun melalui kit RealTime-GloTM. (S)-rugulakton diduga dapat menimbulkan apoptosis dengan menghambat jalur aktivasi NF-?B, sama seperti (R)-rugulakton. Dugaan tersebut diperkuat melalui analisis molecular docking. Dari analisis tersebut diperkirakan bahwa (S)-rugulakton dapat berinteraksi dengan protein IRAK-4, IRAK-1, dan TAK-1 pada bagian ATP-binding pocket dengan membentuk interaksi spesifik berupa ikatan hidrogen. (R)-rugulakton juga diprediksikan dapat berinteraksi dengan protein-protein tersebut pada bagian yang sama. Interaksi yang terbentuk tersebut diperkirakan dapat menghambat proses fosforilasi protein-protein yang penting dalam jalur signalling aktivasi NF-?B. Hal ini dapat menyebabkan turunnya ekspresi gen-gen yang penting dalam menjaga kesintasan sel dan siklus sel sehingga menimbulkan apoptosis. Dari hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa (S)-rugulakton dapat menginduksi kematian sel MCF-7 secara apoptosis dan jumlah sel yang mati semakin meningkat seiring kenaikan konsentrasi (S)-rugulakton. Pada konsentrasi (S)-rugulakton yang tinggi (IC75), terdapat sel yang mengalami kematian sel apoptosis dan nonapoptosis. Berdasarkan analisis in silico diketahui bahwa (S)-rugulakton dapat berinteraksi dengan protein IRAK-4, IRAK-1, dan TAK-1 pada bagian ATP-binding pocket, sama seperti (R)-rugulakton.