Hipertensi adalah kondisi peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik secara persisten
dan menjadi salah satu faktor risiko terbesar penyebab penyakit kardiovaskular. Masyarakat
Indonesia sering menggunakan tanaman obat tradisional sebagai pengobatan
alternatif/adjuvant terapi menurunkan tekanan darah, seperti mentimun. Tetapi pedoman
penggunaan tanaman obat tradisional dalam terapi hipertensi belum tersedia dan aktivitas
antihipertensi mentimun melalui penghambatan reseptor b-adrenergik juga belum banyak
diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan menginventarisasi tanaman obat
tradisional yang digunakan dalam terapi hipertensi dan interaksinya jika digunakan bersamaan
dengan obat standar, serta menentukan aktivitas antihipertensi mentimun melalui
penghambatan reseptor b-adrenergik dan interaksinya dengan propranolol. Kajian pustaka
dilakukan dengan pencarian literatur melalui PubMed dan Google Scholar menggunakan kata
kunci dan kriteria inklusi tertentu sehingga diperoleh 61 jurnal untuk dianalisis lebih lanjut.
Kunyit (Curcuma longa L.), sukun (Artocarpus altilis Fosberg.), dan bawang putih (Allium sativum
L.) dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan berinteraksi dengan obat standar,
sehingga membutuhkan kehati-hatian jika dikonsumsi oleh pasien hipertensi. Untuk uji aktivitas
antihipertensi, tikus diinduksi adrenalin 2,7 µg/kg bb. Kelompok pembanding menerima
propranolol 7,2 mg/kg bb, kelompok hewan uji menerima jus mentimun dosis 9, 18, 27, dan 36
mg/kg bb, serta kombinasi Propanolol + mentimun (7,2 mg/kg bb + 36mg/kg bb. Tekanan darah
diukur menggunakan CODA® tail-cuff pada T0 sampai T120 setelah induksi. Hasil menunjukkan
bahwa mentimun memiliki aktivitas antihipertensi dengan aktivitas terbaik pada dosis 36 mg/kg
bb. Kombinasi propranolol + mentimun tidak menunjukkan penurunan tekanan darah yang lebih
baik dari pemberian dosis tunggalnya dan diduga terjadi interaksi indiferen.