Rendahnya tingkat pemahaman masyarakat non-disabilitas akan bahasa isyarat telah
menjadi tantangan bagi penderita tunawicara dan tunarungu untuk berkomunikasi
secara efektif dengan mereka. Pembelajaran membutuhkan waktu yang lama dan
membutuhkan pengajar. Di sisi lain, keberadaan Juru Bahasa Isyarat (JBI) juga
terbatas jumlahnya, dan memiliki durasi fokus dalam menerjemahkan yang terbatas.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah alat untuk mengubah gerakan bahasa isyarat
menjadi suara bahasa Indonesia agar penyandang tunawicara dan tunarungu dapat
berkomunikasi secara leluasa dan efektif. Solusi yang dikembangkan berupa sarung
tangan bersumber daya baterai dengan tiga buah jenis sensor yaitu flex sensor pada
setiap jari, sensor percepatan, dan sensor sentuh. Hasil dari pemindaian setiap sensor
tersebut akan ditampilkan melalui pengeras suara dan layar LED.
Salah satu subsistem yang menjadi inti dari solusi tersebut adalah subsistem
pemindaian. Subsistem pemindaian akan mengambil data lekukan jari, gerakan
tangan, dan sentuhan pada beberapa titik di tangan setiap saat. Data analog yang
dihasilkan diolah dengan filter digital dan sampling sehingga diperoleh data digital
yang dapat diklasifikasikan sesuai dengan ketentuan BISINDO. Pada tugas akhir ini,
sistem pemindaian dapat diimplementasikan dan memiliki performa pengukuran yang
sesuai dengan tujuan perancangan.