Bahasa isyarat, sejenis komunikasi berdasarkan gerakan tangan, banyak digunakan
oleh penyandang tunarungu. Dua jenis bahasa isyarat yang digunakan di Indonesia
adalah SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) dan BISINDO (Bahasa Isyarat
Indonesia). BISINDO lebih umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena
dikembangkan oleh para penyandang tunarungu sehingga lebih mudah dipahami.
Masalah komunikasi sering terjadi antara tunarungu dan non-tunarungu. Oleh
karena itu, diperlukan media yang dapat membantu mereka berkomunikasi secara
lebih efektif. Salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah SLR (Sign
Language Recognition). SLR berbasis visi adalah salah satu pendekatan yang
digunakan dalam SLR. Fakta bahwa SLR berbasis visi tidak memerlukan gadget
khusus untuk dipasang di tangan namun hanya bergantung pada pengguna yang
membuat gerakan di depan kamera dengan tangan kosong memberikan sejumlah
keuntungan untuk SLR berbasis visi. Penelitian ini mengembangkan model
pembelajaran mesin yang dapat mengenali gestur statis dan dinamis dari BISINDO,
meliputi alfabet (A-Z), angka (1-10), dan tujuh kata yang sering digunakan,
menggunakan teknik SLR berbasis visi. Model dibuat menggunakan arsitektur
pembelajaran mesin LSTM (Long Short-Term Memory). Model LSTM dilatih dan
diuji menggunakan dataset gestur BISINDO. Akurasi validasi model statis adalah
99,69%, dan akurasi validasi model dinamis adalah 99,17%. Untuk pengujian
menggunakan dataset pengujian, penelitian ini menghasilkan akurasi 99,63% pada
model gestur statis dan 98,33% pada model gestur dinamis. Penelitian ini juga
menggabungkan kedua model dalam satu sistem sederhana untuk melakukan
pengujian realtime. Pengujian realtime dilakukan 45 kali oleh 15 pengguna
BISINDO, menghasilkan akurasi model gestur statis 69,42%, akurasi model gestur
dinamis 56,67%, dan akurasi keseluruhan model 66,45%. Pengukuran pengalaman
pengguna juga dilakukan menggunakan User Experience Questionnaire Plus
(UEQ+) dengan hasil Daya Tarik (DT) sebesar 2.02, Efisiensi (EF) sebesar 1.32,
Tingkat Keandalan (TK) sebesar 1.53, Kebaruan (KB) sebesar 1.73, Kegunaan
(KG) sebesar 2.37, Penggunaan secara Intuitif (PI) sebesar 1.95, dan Kualitas
Respon (KR) sebesar 1.67 yang dapat diinterpretasikan sebagai Baik untuk setiap
skala yang diukur. Namun, skala Kualitas Respon (KR), Kegunaan (KG), dan
Tingkat Keandalan (TK) yang masing-masing berada pada peringkat 1, 3, dan 4
ii
pada peringkat kepentingan skala memiliki nilai yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan skala yang lain.