digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Lianti
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Lianti
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Lianti
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Lianti
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Lianti
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Lianti
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Lianti
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Lianti
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh efek variasi parameter pemindaian (tegangan, arus, dan scan length) dan pemotongan jumlah slice data pasien terhadap dosis yang diterima oleh pasien CT scan serta menganalisis bagaimana distribusi dosis pada organ yang tercakup pada area pemindaian. Data yang digunakan adalah data pasien pemeriksaan CT scan kepala mode heliks menggunakan CT scan Siemens Somatom Definition Flash. Pengolahan data dilakukan menggunakan aplikasi IndoseCT. Dosis yang dihitung berupa CTDIvol, SSDE, DLP, dan dosis efektif. Nilainya secara berturut-turut adalah 52,92 hingga 106,66 mGy; 53,19 hingga 92,07 mGy; 1705,99 hingga 3815,25 mGy-cm; dan 2,42 hingga 5,05 mSv. Diperoleh nilai dosis yang semakin tinggi ketika menggunakan variasi tegangan, arus, dan scan length yang tinggi. Ketika dilakukan pemotongan jumlah slice, terdapat perbedaan antara nilai dosis slice total dengan slice dipotong. Secara rata-rata dosis yang dihasilkan ketika dilakukan pemotongan jumlah slice bernilai lebih kecil dibandingkan dengan slice total. Selain itu, dilakukan pengukuran dosis organ dimana organ yang ditinjau adalah otak, mata, jantung, dan hati. Digunakan protokol kepala pada pengolahan slice total dan slice kepala serta protokol chest untuk slice sisa. Pada slice total dan slice kepala, dosis otak dan mata bernilai tinggi sedangkan dosis jantung dan hati bernilai rendah. Sebaliknya, pada slice sisa dosis jantung dan hati bernilai tinggi sedangkan dosis otak dan mata bernilai rendah. Hal ini berkaitan dengan letak organ, ketika organ tersebut berada di dalam area pemindaian maka akan menerima radiasi primer sehingga dosis yang dihasilkan akan tinggi. Namun ketika organ tersebut berada di luar area pemindaian maka hanya menerima radiasi hamburan sehingga dosis yang dihasilkan akan kecil.