digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rindu Twidi Bethary
PUBLIC Irwan Sofiyan

Cover Rindu Twidi B.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

Bab I Pendahuluan.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

Bab II Tinjauan Pustaka.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

Bab III Program Kerja.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan


Bab V Kesimpulan dan saran.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

Daftar Pustaka.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

Keterbatasan material konstruksi jalan dan meningkatnya permintaan agregat dan aspal menyebabkan tingginya biaya pembangunan maupun rehabilitas jalan sehingga perlu adanya material alternatif seperti hasil daur ulang aspal, dan pemanfaatan potensi limbah seperti slag baja untuk pengganti agregat. Agregat slag yang mempunyai permukaan yang kasar dibandingkan dengan agregat alami, kekurusan agregat slag yang mencegah terjadinya retak oleh gesekan internal campuran, dan tingginya adhesi antara aspal dan slag sehingga memberikan ketahanan kelelahan lebih baik tetapi rentan terhadap perubahan temperatur dengan ditambahkan material reclaimed pavement asphalt (RAP) dengan bahan peremaja reclamite diharapkan dapat mengatasi kekurangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi dan pengendalian kinerja campuran beraspal dengan slag sebagai bahan pengganti agregat dan ditambahkan material RAP. Material yang digunakan adalah slag baja yang berasal dari kota Cilegon, material RAP penggarukan jalan nasional kota Cikampek, agregat dari quarry Kota Karawang, dan aspal Pertamina Pen 60/70. Pengujian yang dilakukan antara lain metode empiris dengan pengujian Marshall, sedangkan untuk metode mekanistiknya berdasarkan pengujian modulus resilien dengan alat UMATTA dan pengujian kelelahan dengan alat Beam Fatigue Apparatus menggunakan metoda pengujian 4 (empat) titik pembebanan (Four Points Loading). Metodologi pada penelitian ini dibagi empat tahap kegiatan, yaitu tahap pendahuluan adalah kajian literatur dan pengumpulan data sekunder kemudian tahap kegiatan 1 adalah pengujian karakterisik bahan aspal, agregat, slag, RAP dan perancangan campuran aspal dengan 16 kombinasi presentase yang berbeda dari RAP dan slag, kemudian dilakukan pengujian empiris dengan Marshall untuk mendapatkan kadar aspal optimum. Tahap kegiatan 2 adalah pengujian kinerja mekanistik untuk mengetahui nilai modulus resilien, ketahanan terhadap kelelahan, dan tahap kegiatan 3 adalah pengembangan model hubungan kinerja mekanistik campuran panas berkolerasi dengan persentase RAP dan slag. Hasil pengujian dengan menggunakan Marshall menghasilkan nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) berkurang dengan adanya pertambahan RAP pada campuran HMARAP mengindikasikan material RAP dapat teraktifasi dengan baik, begitu pula pada campuran HMASlag. Pada campuran kombinasi HMASlagRAP diperoleh bahwa dengan ditambahkan RAP kedalam campuran slag menurunkan nilai KAOnya sehingga menurunkan kebutuhan aspal pada campuran. Modulus resilien campuran yang lebih tinggi dengan adanya pertambahan persetase slag dan RAP pada campuran HMA slag dan HMARAP hal ini berkaitan dengan kekasaran permukaan pada agregat slag dan karakteristik material RAP yang sudah mengalami aging. Sedangkan campuran kombinasi HMAslagRAP nilai modulus resilien meningkat sejalan dengan penambahan RAP pada campuran slag, dan dapat menurunkan nilai kepekaan terhadap perubahan temperatur terutama pada kondisi temperatur tinggi (35°C sampai dengan 45°C). Hal ini dapat mengatasi kelemahan agregat slag yang peka terhadap perubahan temperatur. Ketahanan beban berulang terhadap kelelahan berkurang sejalan dengan pertambahan persentase slag dan RAP dalam campuran beraspal HMASlag dan HMARAP menghasilkan nilai umur kelelahan lebih rendah dibandingkan dengan campuran kontrol (HMA), dimana campuran HMAslag10% dan HMARAP20% memberikan nilai umur kelelahan paling optimum. Sedangkan secara umum penambahan RAP dalam campuran slag dapat menurunkan nilai beban siklusnya menjadi lebih kecil. Untuk campuran HMACS30R20 beban siklusnya paling pendek dibandingkan kombinasi campuran yang lain. Sedangkan untuk campuran CS10R20 dan CS20R10 jumlah beban siklus lebih baik dibandingkan dengan campuran yang lain. Model Modulus Resilien yang dikembangkan untuk campuran panas AC-BC memakai slag dan RAP (HMASlagRAP) dibagi menjadi dua kondisi yaitu kondisi elastis dan viskous dengan parameter variabel bebas adalah modulus kekakuan aspal, volumetrik campuran, slag dan material RAP. Sedangkan untuk model ketahanan terhadap beban berulang kelelahan parameter variabel bebas adalah modulus resilien campuran, regangan, volumetrik campuran, slag dan material RAP