digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Alisa Latifatul Munawaroh
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

Hingga kini diketahui Bumi merupakan satu-satunya planet di Tata Surya yang memiliki air dalam bentuk cair dan mendukung kehidupan untuk berkembang. Asal mula air di Bumi yang belum diketahui dan semakin bertambahnya kebutuhan akan air tawar memunculkan pertanyaan \Apakah air di Bumi masih mungkin bertambah pada era ini?". Sejauh ini, berbagai penelitian menduga terdapat tiga sumber air di Bumi yaitu: batuan Bumi yang memerangkap mineral saat awal pembentukan Tata Surya, komet, dan asteroid. Pada tugas akhir ini, penelitian difokuskan kepada salah satu terduga penyumbang air yaitu asteroid. Metode yang diikuti yaitu memeriksa data asteroid termasuk PHA dengan alasan lebih berpotensi masuk ke dalam Bumi. Asteroid terpilih diperiksa lebih lanjut untuk parameter-parameter yang relevan: E MOID, diameter, magnitudo, tipe taksonomi, dan massa jenis. Data yang digunakan adalah data NEO, PHO, NEA, dan PHA. Dari data yang terkumpul, hanya Asteroid 285263 1998 QE2 yang ditindaklanjuti untuk dihitung kemungkinan air yang dibawa ketika mencapai permukaan Bumi. Asteroid berdiameter 2750 meter tersebut apabila menumbuk Bumi dapat memberikan air sebanyak (1,07±2,675) x 10^11 kg dengan kondisi atmosfer seperti sekarang. Perlu setidaknya 10^10 asteroid serupa untuk menyumbangkan airnya agar setara dengan massa air di samudera Bumi. Jadi, penambahan air di Bumi oleh asteroid memiliki persentase yang sangat kecil atau praktis tidak bisa diharapkan.