digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kurangnya lapangan pekerjaan di Indonesia menciptakan sebuah masalah social yaitu kemiskinan, salah satu upaya yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah social di Indonesia sebagai negara berkembang dengan cara membangun sebuah social entrepreneurship. Sebagai sebuah bisnis social penting untuk menerapkan bentuk model komunikasi bisnis yang tepat agar bisa diterima oleh potensial customer. Dengan menerapkan model komunikasi yang baik dapat menjadi sebuah solusi dalam menghadapi kerasnya competisi denga para competitor saat ini. Sebagai sebuah social entrepreneurship baru, Hear Me hadir untuk menyelesaikan masalah yang saat ini terjadi yaitu gap antara teman dengar dan teman tuli dalam berkomunikasi. Hear Me menciptakan sebuah aplikasi yang menjembatani cara berkomunikasi antara teman tuli dan teman dengar dengan fitur translation dari suara menjadi Bahasa isyarat dan Bahasa Isyarat menjadi text. Penting untuk memahami model komunikasi bisnis yang diterapkan oleh sebuah perusahaan dalam upaya meningkatkan brand awareness. Untuk itu penelitian ini berjudul “Discovering Business Communication Models for Social Entrepreneurship in Efforts to Increase Brand Awareness”. Adapun yang menjadi pertanyaan penelitian pada kali ini adalah Bagaiamana bentuk komunikasi bisnis yang diterapkan oleh Hear Me sebagai sebuah social enterpereneurship baru dalam upaya meningkatkan brand awareness. Sedangkan tujuan dari penelitian ini harapannya dapat menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui model komunikasi bisnis yang diterapkan Hear Me sebagai sebuah social entrepreneurship dalam upaya meningkatkan brand awareneess. Dalam penelitian kali ini teori yang akan digunakan oleh penulis akan berhubungan dengan Komunikasi Bisnis itu sendiri, mulai dari element pada komunikasi bisnis sampai dengan model komunikasi bisnis. Dalam penilitan yang penulis lakukan ini metode yang digunakan untuk mencari data adalah metodel kualitatif deskriptif, dimana penulis terlebih dahulu melakukan kegiatan observasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh Hear Me dalam berkomunikasi dengan komunitas yang mereka jadikan object sasaran lalu setelah hal itu dirasa cukup, penulis melakukan kegiatan wawancara secara mendalam kepada member dari Hear Me dan potensial customer yang terdiri dari teman tuli dan teman dengar. Hasil dari penelitian yang penulis lakukan kali ini menemukan beberapa model komunikasi binsis yang diterapkan oleh Hear Me dalam berkomunikasi kepada potensial customer mereka. Adapun beberapa model komunikasi bisnis tersebut adalah Model Komunikasi Linier, Model Komunikasi Interksional dan Model Komunikasi Transaksional. Model Komunisi Linier dimana Hear Me dalam memperkenalkan perusahaan mereka, menggunakan platform media social Instagram dan Youtube, yang dimana hal tersebut masuk kedalam bentuk komunikasi bermedia, yang artinya terjadi proses komunikasi satu arah yang terjadi secara tidak langsung. Selanjutnya Model Komunikasi Interaksional yang diterapkan Hear Me dapat dilihat pada saat menjalin hubungan dengan potensial customer mereka dengan melibatkan setiap program yang dijalankan selalu bersama teman tuli yang membuat banyak feedback-feedback yang diterima untuk disesuaikan dengan budaya teman tuli, yang artinya Model komunikasi ini bersifat dua arah antara Hear Me dengan Teman Tuli. Terakhir adalah Model Komunikasi Transaksional yang diterapkan oleh Hear Me dapat dilihat ketika mereka mengikuti event/pameran, pada moment ini terjadi sebuah proses interaksi yang dimana masyarakat yang datang benar-benar terlibat langsung dalam proses komunikasi tersebut dengan Hear Me, yang tujuan penerapan model ini untuk mencapai kesamaan makna yang dapat membuat komunikasi yang terjadi semakin efektif. Oleh karena itu, model komunikasi bisnis yang diterapkan Hear Me, dirasa penulis sudah cukup baik dan harus terus disempurnakan Kata kunci: Masalah Sosial, Model Komunikasi Bisnis, Brand Awareness, Social Entrepreneurship