Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan menjadi
masalah kesehatan pada daerah tropis dan subtropis. Transmisi virus dengue
disebabkan oleh gigitan nyamuk betina yang telah terinfeksi. Upaya pence-
gahan telah dilakukan seperti pemberian vaksinasi dan repellent terhadap ma-
nusia secara berkala. Dalam kurang lebih 9 tahun terakhir, bakteri wolbachia
dimanfaatkan untuk memberikan kontribusi menekan penyebaran dengue. Se-
hingga pada penelitian ini akan dikonstruksi dan dikaji model dengue tanpa
dan dengan aspek mobilitas dengan kontrol berupa pemberian vaksinasi, re-
pellent terhadap manusia serta pemberian bakteri wolbachia ke telur nyamuk
non-wolbachia. Dalam pembentukan model terdapat banyak parameter yang
belum diketahui. Oleh karena itu digunakan metode algoritma genetika dan
metode maksimum likelihood untuk mengestimasi parameter model dengue.
Desain kontrol optimal menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin diterapkan
untuk menurunkan jumlah manusia terinfeksi. Kemudian, pada kenyataannya
dinamika penyebaran dengue dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor ekster-
nal maupun internal sehingga perlu dipertimbangkan adanya gangguan dalam
model. Selanjutnya, dikonstruksi masalah optimisasi kontrol pada model de-
ngue dengan gangguan yang berupa perpindahan antar kompartemen. Desain
kontrol H2 diterapkan untuk mengoptimalkan fungsi objektif dan mereduksi
gangguan. Algoritma genetika digunakan untuk mengoptimalkan kontrol H2
dengan mencari feedback gain K. Hasil simulasi menunjukan bahwa penerapan
kontrol mampu menurunkan jumlah manusia terinfeksi. Lebih lanjut, kontrol
H2 dapat mereduksi maksimum gangguan pada sistem sebesar 51.38%.