digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Elektroensefalogram (EEG) merupakan aliran arus ekstraseluler yang timbul dari aktivitas elektris pada lembaran-lembaran neuron di korteks serebral sebagai tanda adanya suatu proses kognitif otak. Sinyal visual ditransmisikan dari sel kerucut dan sel batang di retina mata ke korteks visual primer dan sekunder. Sel kerucut merupakan reseptor pada mata yang sangat sensitif terhadap warna. Sedangkan sel batang sensitif terhadap kontras cahaya. Sel kerucut terdiri dari tiga tipe warna yaitu sel kerucut merah, hijau, dan biru. Masing-masing sel kerucut memiliki kemampuan dapat menerima panjang gelombang cahaya yang berbeda. Korteks visual primer menerima langsung sinyal visual dari mata. Korteks ini terletak pada daerah medial lobus oksipital yang bertugas mengolah informasi bentuk dan pola visual. Kemudian sinyal ditransmisikan ke korteks visual sekunder untuk analisis detail visual maupun pemahaman arti visual. Seseorang yang memiliki jumlah sel kerucut tertentu yang kurang disebut defisiensi penglihatan warna. Sedangkan hilangnya salah satu tipe sel kerucut, disebut sebagai buta warna parsial. Survei tingkat persebaran dari buta warna pada ras Kaukasia Eropa pria dan wanita adalah sekitar 8% dan 0.4%. Pada etnis China dan Jepang pria sekitar 4% dan 6.5%. Buta warna pada seseorang sebagian besar dapat terjadi karena akibat dari founder event maupun genetic drift. Orang dengan defisiensi penglihatan warna merah-hijau dan buta warna parsial mengalami kesulitan melihat informasi numerik yang tersembuyi dalam gambar dari buku tes Ishihara, hal ini disebabkan karena mereka memiliki jumlah sel kerucut yang kurang atau hilang, sehingga mengurangi kepekaan mata terhadap warna. Tes Ishihara merupakan sebuah tes visual yang digunakan untuk mendeteksi jenis buta warna pada seseorang. Event-Related Potential (ERP) adalah suatu metode alternatif noninvasif, teknik elektrofisiologis yang dapat memberikan data milidetik yang akurat tentang proses sensorik dan kognitif yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau informasi dari stimulus yang diberikan, selain itu ERP digunakan juga untuk mengukur fungsi kognitif otak. Dasar pertanyaan pada penelitian ini adalah meskipun orang buta warna parsial kesulitan dalam melihat informasi angka yang tersembunyi di tiap gambar pada buku tes Ishihara, karena sel kerucut pada mata mereka tidak dapat mendeteksi suatu warna merah atau hijau, apakah hal ini juga berpengaruh pada fungsi kognitif iii mereka. Maka penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki respon sinyal EEG antara orang normal dan buta warna parsial dengan menggunakan metode ERP, terutama ketika mereka diberi rangsangan visual berupa gambar dari buku Ishihara. Pada penelitian ini, pertama-tama rentang kemunculan ERP akan dicari dengan menggunakan metode GFP (Global Field Power). Selanjutnya, dengan menggunakan analisa statistik T-Test, dicari perbedaan signifikan pada tiap rentang komponen ERP. Analisis topografi untuk melihat distribusi kortikal juga akan digunakan untuk memperkuat hasil analisis metode ERP. Hasil dari metode ERP dalam penelitian ini dapat menunjukkan kecenderungan respon otak dari orang buta warna parsial dan orang normal. Komponen ERP pada latensi 200 ms (N200 dan P200) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Namun, perbedaan signifikan ditemukan dalam komponen ERP dari 300 ms (P300 dan N300) pada bagian temporal yaitu channel P7 dan P8, serta 400 ms (P400 dan N400) pada channel O2. Hasil tersebut diperkuat dengan hasil topografi fungsional otak, pada latensi 200 ms, kedua kelompok menunjukkan respon dengan pola area persebaran peta otak yang mirip. Namun, pada latensi 300 dan 400 ms perbedaan yang signifikan muncul pada daerah inferior dan temporal otak. Hasil ini menunjukkan bahwa pada kedua kelompok telah mengalami proses visual awal pada latensi 200 ms. Pada latensi 300 dan 400 ms berkaitan dengan proses visual lanjutan dan kognitif yang terkait dengan pemrosesan informasi visual numerik antara orang normal dan orang buta warna parsial yang berbeda pula.