COVER Erwin Siregar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Erwin Siregar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Erwin Siregar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Erwin Siregar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Erwin Siregar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Erwin Siregar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Erwin Siregar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki sumber mineral
yang cukup melimpah. Mineral besi merupakan salah satu komoditas alam yang
cukup memadai di Indonesia, namun daya serap industri besi dan baja terhadap bijih
besi di Indonesia masih kecil. Dewasa ini, industri sedang bergerak
mengembangkan manufaktur molekuler. Proses manufaktur molekuler
menghasilkan produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Mineral magnetit
merupakan salah satu material yang dapat dimanfaatkan, salah satunya dalam
bentuk partikel submikron sebagai bahan penyusun drug delivery untuk mengatasi
penyakit kanker yang semakin meningkat dan merupakan penyakit mematikan.
Dalam penelitian ini, magnetit yang berasal dari Lampung dipreparasi menjadi
partikel submikron dengan penggerusan menggunakan Shaker Mill.
Serangkaian percobaan penggerusan magnetit dengan Shaker Mill telah dilakukan
untuk mempelajari pengaruh waktu penggerusan dan jenis bahan bola penggerus
terhadap kristalinitas, ukuran, dan kemagnetan magnetit hasil penggerusan. Waktu
penggerusan yang digunakan dalam tiap percobaan adalah selama 2, 4, 8, dan 16
jam. Sementara itu, jenis bahan bola yang digunakan adalah alumina, baja, dan
zirkonia. Sampel percobaan dianalisis dengan menggunakan X-Ray Diffractometer
(XRD) untuk mengetahui kristalinitas, Particle Size Analyzer (PSA) untuk
mengetahui ukuran partikel, Vibrating Sample Magnetometer (VSM) untuk
mengetahui kemagnetan, dan Scanning Electron Microscope (SEM) untuk
mengamati kenampakan mikro dari magnetit.
Hasil percobaan menunjukkan partikel magnetit mengalami penurunan
kristalinitas. Penggerusan selama 16 jam menurunkan intensitas dari semula 264
cps menjadi 58 cps pada sudut difraksi 30,36o, 1056 cps menjadi 262 cps pada
35,74o, dan 1056 cps menjadi 262 cps pada 62,76o. Selain itu, penggerusan dengan
bola dengan bahan zirkonia lebih menurunkan kristalinitas magnetit daripada
alumina dan baja. Partikel dengan ukuran submikron terbanyak diperoleh sebanyak
10,58% dengan penggerusan selama 16 jam menggunakan bola zirkonia. Semakin
lama waktu penggerusan magnetit akan mengakibatkan semakin menurunnya
kemagnetannya. Penggerusan selama 16 jam mengakibatkan perubahan nilai
momen magnet saturasi dari 42,79 Am2/kg menjadi 5,68 Am2/kg, remanensi dari
6,27 Am2/kg menjadi 0,74 Am2/kg, dan koersivitas dari 0,01626 T menjadi
0,016529 T.