Keberadaan materi gelap di alam semesta sudah dibuktikan dengan berbagai macam
observasi di skala galaksi, gugus galaksi, dan alam semesta. Berdasarkan data
yang didapatkan oleh Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP), materi
gelap mengisi 24% di alam semesta kita. Diketahui hingga saat ini, materi gelap
hanya berinteraksi secara gravitasi saja dengan materi yang ada di sekitarnya dan
diduga juga materi gelap berinteraksi sangat lemah dengan materi yang ada di
sekitarnya berdasarkan skenario Weakly Interacting Massive Particles (WIMP).
Karakteristik materi gelap lainnya seperti massa, spin, dan interaksi lainnya belum
diketahui. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan karakteristik dari materi gelap,
dibuatlah banyak asumsi dan model, salah satunya adalah model darkstrahlung.
Model darkstrahlung ini merupakan sebuah model yang meninjau adanya dark
gauge boson dari grup U(1)D yang bercampur dengan partikel model standar U(1)Y
melalui operator kinetic mixing. Interaksi antara partikel dengan q dituliskan
dalam bentuk operator efektif 1
2
V
(q
q)(
) dan 1
2
A
(q
5q)(
5). Model
ini juga mengasumsikan materi gelap bermuatan terhadap U(1)D, sehingga partikel
materi gelap kemudian akan meradiasikan Z0 boson, dan Z0 boson kemudian
meluruh menjadi pasangan lepton-antilepton. Model darkstrahlung ini kemudian
disimulasikan dengan menggunakan MadGraph dan di Fermi-LAT dengan menggunakan
simulasi MadDM. Simulasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan
massa Z0 boson dari 130 – 300 GeV dan diasumsikan juga mZ0 < 2m. Hasil
kedua simulasi tersebut kemudian dibandingkan dan didapatkanlah batasan untuk
model darkstrahlung. Hasil yang didapatkan adalah batasan model darkstrahlung
untuk kedua operator efektif 1
2
V
(q
q)(
) dan 1
2
A
(q
5q)(
5) lebih baik
diamati di LHC dibandingkan dengan Fermi-LAT.