Tuberkulosis (TB) merupakan satu dari sepuluh penyakit penyebab kematian terbesar
di dunia yang diakibatkan oleh Mycobacterium tuberculosis (MTB). Bakteri ini dikenal
memiliki faktor virulensi yang mampu meregulasi makrofag untuk mencegah
apoptosis, membentuk struktur granuloma untuk bertahan hidup, dan beralih ke fase
dorman yang membuat eliminasinya semakin sulit. Adanya kemampuan ini membuat
pentingnya regulasi sitokin atau senyawa endogen lain yang bertanggung jawab pada
proses tersebut untuk membantu eliminasi MTB. Oleh sebab itu, pencarian senyawa
baru yang tidak hanya mampu membunuh MTB (selective bacteria) tetapi juga mampu
meregulasi makrofag menjadi penting diteliti dalam upaya optimalisasi eliminasi
MTB.
Asam ursolat (UA) adalah salah satu senyawa golongan pentasiklik triterpenoid yang
diketahui memiliki banyak aktivitas farmakologi salah satunya sebagai
antituberkulosis. UA yang diisolasi dari beberapa tumbuhan diketahui memiliki
aktivitas antituberkulosis pada beberapa galur MTB. Selain itu, UA menyebabkan
penurunan konsentrasi asam mikolat yang diekstraksi dari MTB galur non virulen
H37Ra. UA juga dilaporkan mampu meregulasi jalur persinyalan Mitogen-Activated
Protein Kinase (MAPK) pada sel leukemia yang berperan dalam produksi berbagai
sitokin. Berdasarkan hal tersebut, UA dipilih untuk diteliti lebih lanjut sebagai
antituberkulosis dan regulasinya pada makrofag selama infeksi.
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji mekanisme kerja UA sebagai antituberkulosis
dan regulasinya pada makrofag selama infeksi oleh MTB. Penelitian diawali dengan
uji aktivitas antituberkulosis UA secara in vitro pada MTB galur H37Rv, isolat klinis
MTB resisten isoniazid-etambutol (HE), isolat klinis MTB resisten rifampisin
streptomisin (RS), dan Mycobacterium avium galur 724. Penentuan antituberkulosis
dilakukan dengan perhitungan nilai Colony Forming Unit (CFU). Penelitian
dilanjutkan dengan uji kombinasi UA dan Obat Antituberkulosis (OAT) standar
(isoniazid, etambutol, rifampisin, dan streptomisin) secara in vitro untuk melihat efek
UA pada aktivitas OAT dalam membunuh MTB. Pengaruh UA terhadap morfologi
dinding sel MTB diamati menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM).
Gambaran awal mengenai dugaan mekanisme kerja UA spesifik sebagai inhibitor
enzim pada MTB dianalisis menggunakan metode docking molekuler.
Regulasi UA pada jalur persinyalan MAPK makrofag selama infeksi dilakukan dengan
menganalisis kemampuan UA dalam memfosforilasi tiga jalur persinyalan MAPK
antara lain Extracellular signal Regulated Kinase (ERK)1/2, Stress Activated Protein
Kinase (SAPK)/ c-Jun NH2-terminal Kinase (JNK), dan p38. Mycobacterium avium
digunakan sebagai agen infeksi dalam pengujian ini karena karakteristik paralel
aktivitas intraselulernya dan kesamaan modulasi makrofag yang disebabkan oleh
MTB. Kemampuan UA dan MTB dalam mengaktivasi jalur MAPK pada makrofag
yang diinfeksi Mycobacterium avium juga ditentukan dengan menganalisis konsentrasi
Tumor Necrosis Factor ?(TNF-?), Interleukin 1?(IL-1?), Interleukin 6 (IL-6), dan
nitrit. Uji toksisitas akut UA pada model ikan zebra (Danio rerio) juga dilakukan
sebagai analisis tambahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa UA membunuh semua galur MTB uji yang
digunakan pada konsentrasi 50 ?g/ml. Isoniazid, rifampisin, etambutol, dan
streptomisin yang digunakan sebagai OAT pembanding terlihat hanya membunuh
MTB galur H37Rv dengan konsentrasi masing-masing 0,2; 40; 2; dan 4 ?g/ml. UA
juga memiliki efek sinergis ketika dikombinasi dengan isoniazid, etambutol,
rifampisin, dan streptomisin dalam membunuh MTB galur H37Rv secara in vitro
dengan rentang nilai Fraksi Kombinasi Inhibisi (FKI) 0,25-0,5. UA juga
memperlihatkan efek sinergis ketika dikombinasi dengan rifampisin dalam membunuh
isolat klinis MTB resisten RS secara in vitro dengan nilai FKI 0,5. Senyawa ini mampu
merusak dinding sel dan membentuk lubang pada sel MTB galur H37Rv yang diamati
dengan SEM. Isoniazid sebagai OAT pembanding juga memperlihatkan penurunan
integritas dan kekakuan sel serta keluarnya cairan sitoplasma. Aktivitas UA pada
dinding sel tersebut diperkuat dengan hasil docking molekuler yang memperlihatkan
afinitas yang baik pada enzim InhA (berperan pada biosintesis asam mikolat dinding
sel MTB di jalur Fatty Acid Synthase (FAS) II) dengan prediksi energi ikatan -9,30
kcal/mol. Enzim ini juga dimiliki oleh Mycobacterium avium dengan persentase
kesamaan urutan asam amino sebanyak 85,50% dengan MTB serta ditemukannya
asam amino tempat interaksi kompleks InhA MTB/UA hasil docking molekuler pada
protein InhA Mycobacterium avium.
Inkubasi makrofag dan Mycobacterium avium dapat meningkatkan konsentrasi TNF-?
(9x lipat), IL-6 (195x lipat), IL-1?(4x lipat), dan nitrit (1x lipat) dibanding kontrol,
sedangkan inkubasi bersama antara UA dan Mycobacterium avium pada makrofag
mampu menghambat produksi keempat parameter uji tersebut secara signifikan.
Analisis nilai CFU juga memperlihatkan tidak ditemukan koloni Mycobacterium avium
baik pada lisat sel makrofag maupun supernatan pada kelompok konsentrasi terendah
UA 50 ?g/ml. UA menyebabkan peningkatan konsentrasi IL-1?(2,5x lipat) dan nitrit
(1,7x lipat) dibandingkan kontrol pada makrofag yang di pre inkubasi terlebih dahulu
dengan Mycobacterium avium, tetapi konsentrasi TNF-?dan IL-6 tetap mengalami
penurunan masing-masing sebesar 6,6x dan 4x lipat dibanding kontrol. Persentase
penghambatan tertinggi pada pertumbuhan Mycobacterium avium dalam sel makrofag
terjadi pada kelompok uji dengan konsentrasi UA 50 ?g/ml yaitu sebesar 44,75%. UA
juga terlihat mampu menghambat fosforilasi jalur ERK1/2 (sebanding dengan kontrol)
dan jalur MEK hingga 3x lipat dibandingkan kontrol menit ke-30, tetapi meningkatkan
fosforilasi SAPK/JNK hingga 8x lipat dibanding kontrol menit ke-30 pada makrofag
yang diinfeksi Mycobacterium avium. Uji toksisitas akut UA pada model ikan zebra
(Danio rerio) menghasilkan nilai Lethal Concentration (LC) 50 152,5±3,5 mg/l dan
termasuk ke dalam kategori tidak toksik.
Informasi yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah UA memiliki efek
bakterisidal pada MTB dengan cara merusak dinding sel MTB yang didukung dengan
hasil docking molekuler yang memperlihatkan afinitas pada enzim InhA. UA juga
mampu meregulasi jalur persinyalan MAPK, produksi sitokin, dan nitrit sehingga
kombinasi dengan OAT standar diharapkan dapat meningkatkan kemampuan OAT
tersebut dalam mengeliminasi MTB terutama MTB intraseluler.