digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fauzia Dwi Shabrina
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Fauzia Dwi Shabrina
PUBLIC Latifa Noor

COVER Fauzia Dwi Shabrina
EMBARGO  2025-03-06 

BAB1 Fauzia Dwi Shabrina
EMBARGO  2025-03-06 

BAB2 Fauzia Dwi Shabrina
EMBARGO  2025-03-06 

BAB3 Fauzia Dwi Shabrina
EMBARGO  2025-03-06 

BAB4 Fauzia Dwi Shabrina
EMBARGO  2025-03-06 

BAB5 Fauzia Dwi Shabrina
EMBARGO  2025-03-06 

Tuberkulosis merupakan penyakit yang dapat menyerang paru-paru. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada tahun 2019, Indonesia menempati peringkat kedua dengan kasus tuberkulosis tertinggi di dunia. Saat ini, salah satu inhibitor komersial yang digunakan dalam pengobatan penyakit tuberkulosis adalah isoniazid (INH) yang bekerja dengan menginhibisi InhA. Namun, penggunaan isoniazid diketahui menimbulkan resistansi terhadap obat yang ada dan dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, pencarian inhibitor InhA masih terus dilakukan, di antaranya dengan memanfaatkan senyawa bahan alam yang berasal dari tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang ada di Indonesia yang telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit asma dan infeksi paru yaitu genus Garuga (famili Burseraceae). Ekstrak dari berbagai jaringan G. pinnata dan G. floribunda yang berasal dari Indonesia memperlihatkan beragam bioaktivitas, seperti antibakteri, antikanker, dan antioksidan. Genus tumbuhan ini diketahui dapat menghasilkan metabolit sekunder utama yaitu turunan siklik diarilheptanoid. Kajian fitokimia pada Garuga Indonesia telah dilakukan pada jaringan kulit dan kayu batang G. floribunda serta kulit batang G. pinnata. Akan tetapi, penelitian terkait siklik diarilheptanoid untuk jaringan lainnya, seperti ranting G. floribunda dan kajian potensi antibakterinya belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan isolasi senyawa siklik diarilheptanoid dari ranting G. floribunda yang belum pernah dilaporkan sebelumnya dan menganalisis potensi senyawa siklik diarilheptanoid Garuga Indonesia (kulit batang G. pinnata dan ranting G. floribunda) secara in silico sebagai anti bakteri, khususnya sebagai anti bakteri tuberkulosis (TB) yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberculosis. Potensi inhibisi berbagai siklik diarilheptanoid yang diisolasi dari Garuga Indonesia terhadap protein InhA dibandingkan terhadap senyawa isoniazid dengan pendekatan simulasi molecular docking. Pada penelitian ini, dari ranting Garuga floribunda telah diperoleh tiga senyawa siklik diarilheptanoid, yang diidentifikasikan sebagai garuganin II, garugamblin I, dan garuganin V. Ketiga senyawa telah dilaporkan sebelumnya dari kulit batang G. floribunda, dan garuganin II telah diisolasi juga dari kulit batang G. pinnata. Sementara itu, hasil simulasi molecular docking menunjukkan adanya lima senyawa yang memiliki potensi terbaik sebagai inhibitor InhA, yaitu garuganin I, garugamblin I, GP8 (tipe difenil eter), garuganin V dan alnusdiol (tipe bifenil) dengan docking score berturut- turut sebesar ?9,6; ?9,6; ?9,1; ?8,9; ?8,8 kkal/mol. Selanjutnya, disarankan bahwa ikatan hidrogen pada residu Tyr158 dan interaksi hidrofobik pada binding site berperan penting dalam mekanisme inhibisi senyawa diarilheptanoid tersebut terhadap InhA.