digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Alex M Simanjuntak
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Alex M Simanjuntak
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Alex M Simanjuntak
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Alex M Simanjuntak
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Alex M Simanjuntak
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Alex M Simanjuntak
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Biaya logistik di Indonesia masih lebih tinggi dari negara lain. Menurut laporan Bank Dunia bahwa peringkat Indeks Kinerja Logistik (LPI) Indonesia pada tahun 2018 adalah berada pada nomor 46 dari 160 negara di dunia. Ini menunjukkan Indonesia masih belum kompetitif untuk investasi. Untuk mangatasi masalah logistik berbiaya tinggi di Indonesia, JIIPE (Java Integrated Industrial and Port Estate) sebagai bisnis terintegrasi antara pelabuhan dan kawasan industri menawarkan kemudahan berbisnis bagi investor. Kehadiran JIIPE akan mengurangi biaya logistic bagi investor. JIIPE dikelola oleh dua entitas: PT Berlian Manyar Sejahtera (BMS) yang mengelola pelabuhan dan PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS) yang mengelola kawasan industri. Saat ini, kedua perusahaan menghadapi kesulitan, BMS menghadapi persaingan ketat dari pesaing lain dan BKMS dengan tingkat hunian yang rendah menghadapi beberapa kendala mengenai kebutuhan pelanggan potensial yang harus dipenuhi. Ini diperburuk oleh situasi saat ini dengan ancaman utama pandemi coronavirus (COVID-19) yang menyebabkan kontraksi ekonomi yang luar biasa di seluruh dunia termasuk Indonesia. Tekanan ini mengharuskan JIIPE untuk menyesuaikan strateginya untuk menghadapi ketidakpastian ini. Tujuan utama dari penelitian ini untuk mengembangkan strategi JIIPE, baik untuk pelabuhan dan kawasan industri agar mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Proses ini dilakukan dengan menganalisis lingkungan eksternal dan internal, kemudian merumuskan dan menerapkan strategi. Dikarenakan kondisi ketidakpastian pandemi COVID-19, pendekatan perencanaan skenario digunakan untuk memprediksi kondisi bisnis yang mungkin terjadi di masa depan. Isu utama utama dari perencanaa skenario adalah “Apa strategi dari Kawasan Industri JIIPE untuk menghadapi ketidakpastian saat ini agar mendapatkan keunggulan kompetitif selama lima tahun ke depan?”. Berdasarkan isu utama ini kemudian diperoleh tiga belas kekuatan penggerak. Dari ketigabelas kekuatan penggerak ini kemudian dilakukan identifikasi untuk memperoleh dua ketidakpastian yang paling kritis dengan cara mengelompokkan ketidakpastian yang memiliki dampak paling tinggi terhadap isu utama. Kemudian menyesuaikan hasilnya dengan hasil kuisioner dan pendapat dari para ahli. Akhirnya diperoleh dua faktor ketidakpastian yang paling kritis yaitu kondisi ekonomi dan dukungan dari pemerintah. Dengan menggunakan dua ketidakpastian paling kritis ini, kemudian dibuatkan matriks skenario untuk menghasilkan empat skenario yang masuk akal. Keempat skenario tersebut adalah berkubang dalam lumpur (wallowing in the mud), berjalan di jalan raya (walking on the road), berlari di atas lumpur (running on the mud) dan berlari dilintasan lari (running on the track). Akan ada implikasi dari setiap skenario, sehingga perlu untuk menentukan strategi dari masing-masing skenario. Dalam menerapkan strategi untuk setiap skenario, sistem peringatan dini (early warning signals) diperlukan sebagai indikator utama untuk memantau dan mengendalikan setiap perubahan tren. Sinyal-sinyal ini diperlukan untuk mengevaluasi kembali strategi yang telah diambil atau untuk membuat strategi baru jika diperlukan. Efisiensi biaya dan merampingkan organisasi adalah bagian dari rekomendasi yang perlu diterapkan oleh JIIPE untuk dapat bertahan dan bergerak maju dalam kondisi ketidakpastian ini.