Kegiatan penambangan bauksit memproduksi limbah berupa red mud yang dapat
mencemari perairan bekas galian tambang. Hal tersebut terjadi dikarenakan red mud
dapat membentuk sedimen pada dasar perairan sehingga kandungan logam seperti
aluminium dan nikel larut pada perairan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menghilangkan Al(III) dan Ni(II) dalam red mud adalah adsorpsi menggunakan adsorben
seperti karbon aktif.
Penelitian ini memiliki fokus untuk mengembangkan adsorben karbon aktif dari
cangkang sawit dan tempurung kelapa untuk menghilangkan ion Al(III) dan Ni(II) pada
red mud. Karbon aktif dibuat dari arang yang disiapkan dengan pirolisis cangkang sawit
dan tempurung kelapa pada temperatur 400-500oC dan kemudian diberi perlakuan acid
wash menggunakan asam nitrat dan asam fosfat pada konsentrasi 8 M, 10 M dan 12 M.
Karbon aktif hasil perlakuan acid wash dikarakterisasi menggunakan uji kapasitas tukar
kation (KTK) dan uji Brunauer-Emmett-Teller (BET). Kemudian, karbon aktif digunakan
untuk mengadsorpsi logam Al(III) dengan konsentrasi 5,0 ppm, 7,5 ppm dan 10,0 ppm
serta logam Ni(II) dengan konsentrasi 2,5 ppm, 5,0 ppm dan 7,5 ppm. Proses adsorpsi
dilakukan secara batch dengan dosis adsorben sebesar 10 g/L pada 50 mL larutan sampel
selama 30 menit. Pengukuran konsentrasi ion logam setelah adsorpsi dilakukan dengan
uji atomic absorption spectroscopy (AAS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai KTK tertinggi diperoleh dengan perlakuan
acid wash menggunakan asam nitrat 10 M pada arang tempurung kelapa yaitu 2,6 mmol/.
Perlakuan acid wash juga dapat meningkatkan luas permukaan dari 95,66 m2/g menjadi
362,23 m2/g pada karbon aktif cangkang sawit dengan penggunaan asam nitrat 10 M.
Karbon aktif dapat menghilangkan hingga 48,37% Al(III) dan 83,46% Ni(II). Pola
isoterm adsorpsi yang sesuai pada adsorpsi Al(III) dan Ni(II) dengan karbon aktif dari
cangkang sawit dan tempurung kelapa adalah isoterm Freundlich.