digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dhira Yovenia
PUBLIC Alice Diniarti

Indonesia adalah negara yang rawan gempa bumi, hal ini dikarenakan Indonesia dilalui oleh empat jalur pertemuan lempeng tektonik, yakni lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Filipina, dan lempeng Pasifik. Area pertemuan lempeng tektonik ini dapat berupa zona subduksi (tunjaman) ataupun kolusi (tumbukan). Selat Sunda merupakan zona subduksi yang menghubungkan pulau Jawa dan pulau Sumatera. Berdasarkan penelitian Heki dkk. (2013) mengenai percepatan lempeng di Jepang yang menyebutkan bahwa adanya perubahan kecepatan lempeng tektonik sesudah terjadinya gempa. Kemungkinan hal tersebut juga terjadi di selat Sunda yang mengalami beberapa gempa besar. Pada tugas akhir ini, penulis akan melakukan penelitian untuk mengetahui informasi perubahan kecepatan lempeng tektonik di selat Sunda. Data yang digunakan yaitu data pengamatan GPS CORS BIG. Data koordinat digunakan untuk menghitung besarnya pergeseran akibat gempa, besarnya kecepatan pergeseran sebelum dan sesudah gempa, dan perubahan kecepatan tiap selang waktu. Data koodinat terlebih dahulu dilakukan proses koreksi rotasi blok Sunda. Hasil perhitungan nilai pergeseran horizontal akibat gempa untuk semua stasiun berkisar antara 3,34 mm – 7,36 mm arah utara dan -27,45 mm hingga 0,18 mm arah timur. Perhitungan kecepatan pergeseran horizontal sebelum dan setelah gempa berkisar antara 2,25 mm/tahun hingga 12,60 mm/tahun dan 1,80 mm/tahun hingga 13,35 mm/tahun. Hal ini menunjukkan adanya perubahan kecepatan sebelum dan sesudah gempa. Pola perubahan kecepatan kemungkinan diakibatkan deformasi post-seismic dari gempa 2012 dan gempa 2016 dan juga faktor tektonik lainnya.