Abstrak
PUBLIC karya Cover
PUBLIC karya Lembar Pengesahan
PUBLIC karya COVER Amirah Ayu Mudhiah Fahren
PUBLIC karya BAB 1 Amirah Ayu Mudhiah Fahren
PUBLIC karya
BAB 2 Amirah Ayu Mudhiah Fahren
Terbatas  karya
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  karya
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Amirah Ayu Mudhiah Fahren
Terbatas  karya
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  karya
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Amirah Ayu Mudhiah Fahren
Terbatas  karya
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  karya
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Amirah Ayu Mudhiah Fahren
PUBLIC karya PUSTAKA Amirah Ayu Mudhiah Fahren
PUBLIC karya
Smelting merupakan proses pemurnian bahan mineral mentah yang menggunakan
prinsip kerja tanur busur listrik, yaitu mengubah energi listrik menjadi energi panas untuk
melelehkan bijih mentah. Tanur bunur listrik adalah beban non-linear yang mengonsumsi
daya yang besar dan berubah dengan sangat cepat terhadap waktu. Karakteristik tanur
busur listrik yang berfluktuasi dengan cepat ini menyebabkan beberapa permasalahan
seperti ketidakstabilan frekuensi sistem. Untuk menghindari sifat intermittent tanur busur
listrik ini, dapat digunakan Static Watt Compensator (SWC) atau Battery Energy Storage
System (BESS). Kedua teknologi ini dapat menjaga kestabilan frekuensi sistem dengan
mengompensasi fluktuasi daya aktif beban smelter. Pada penelitian ini, akan
dibandingkan penggunaan SWC dengan BESS dalam segi performa, sizing dan biaya.
Hasil menunjukkan bahwa SWC menjaga frekuensi sistem dengan menyerap daya
aktif dan hanya dapat mengatasi keadaan over-frequency pada sistem. Sedangkan BESS
menjaga frekuensi sistem dengan menyuplai atau menyerap daya aktif sehingga dapat
mengatasi baik keadaan over-frequency maupun under-frequency. Namun, penggunaan
SWC dapat meningkatkan losses pada sistem yang menyebabkan total biaya penggunaan
SWC menjadi sedikit lebih besar dibandingkan penggunaan BESS.