digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC karya

Cover
PUBLIC karya

Lembar Pengesahan
PUBLIC karya



BAB 2 Amirah Ayu Mudhiah Fahren
Terbatas  karya
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Amirah Ayu Mudhiah Fahren
Terbatas  karya
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Amirah Ayu Mudhiah Fahren
Terbatas  karya
» Gedung UPT Perpustakaan



Smelting merupakan proses pemurnian bahan mineral mentah yang menggunakan prinsip kerja tanur busur listrik, yaitu mengubah energi listrik menjadi energi panas untuk melelehkan bijih mentah. Tanur bunur listrik adalah beban non-linear yang mengonsumsi daya yang besar dan berubah dengan sangat cepat terhadap waktu. Karakteristik tanur busur listrik yang berfluktuasi dengan cepat ini menyebabkan beberapa permasalahan seperti ketidakstabilan frekuensi sistem. Untuk menghindari sifat intermittent tanur busur listrik ini, dapat digunakan Static Watt Compensator (SWC) atau Battery Energy Storage System (BESS). Kedua teknologi ini dapat menjaga kestabilan frekuensi sistem dengan mengompensasi fluktuasi daya aktif beban smelter. Pada penelitian ini, akan dibandingkan penggunaan SWC dengan BESS dalam segi performa, sizing dan biaya. Hasil menunjukkan bahwa SWC menjaga frekuensi sistem dengan menyerap daya aktif dan hanya dapat mengatasi keadaan over-frequency pada sistem. Sedangkan BESS menjaga frekuensi sistem dengan menyuplai atau menyerap daya aktif sehingga dapat mengatasi baik keadaan over-frequency maupun under-frequency. Namun, penggunaan SWC dapat meningkatkan losses pada sistem yang menyebabkan total biaya penggunaan SWC menjadi sedikit lebih besar dibandingkan penggunaan BESS.