PT Antam, Tbk UBPE Pongkor vein Kubang Cicau B akan berakhir pada level 475
mdpl. Hal ini dikarenakan, PT Antam, Tbk UBPE Pongkor saat ini menambang
dibawah level muka air tanah sungai Cikaniki yaitu pada level 500 mdpl.
Penambangan Pongkor memiliki resiko besar yang berpotensi merugikan
perusahaan jika melanjutkan investasi penambangan ke level < 475 mdpl. Distribusi
kadar bijih vein Kubang Cicau B dan kendala air tanah pada level < 475 mdpl
semakin mengalami peningkatan dengan bertambahnya kedalaman penambangan.
PT Antam, Tbk UBPE Pongkor melakukan evaluasi nilai keekonomian dengan
menggunakan yaitu break even cut-off grade (BECOG) dan discounted cash flow.
Kedua metode tersebut terdapat kelemahan dalam menentukan NPV karena
mengabaikan potensi cut-off grade yang optimum, fleksibilitas keputusan
management dan fluktuasi perubahan harga yang mungkin terjadi selama umur
tambang. Perlunya pengkajian lebih detail mengenai nilai optimum cut-off grade
yang dapat memaksimalkan nilai ekonomi produksi suatu badan bijih dengan
metode optimum cut-off grade. Selanjutnya, perlu dievaluasi nilai ekonomis dari
produksi badan bijih tersebut dengan memasukkan aspek ketidakpastian yaitu harga
jual yang nilainya tidak tentu karena pengaruh supply – demand komoditas di pasar
global dan faktor-faktor lainnya dengan metode fuzzy real option.
Nilai cut-off grade hasil Optimum cut-off grade yaitu 3,01 ppm. Evaluasi ekonomi
vein Kubang Cicau B pada fix cost aktual PT Antam, Tbk dengan menggunakan
metode DCF menghasilkan -11.191.507, sehingga proyek tidak dapat diteruskan.
Dengan metode fuzzy real option PT Antam, Tbk UBPE Pongkor akan memperoleh
peningkatan NPV yang disebut expanded fuzzy NPV (EFNPV) > 0 jika menunggu
selama 26 bulan dengan harga saat ini sebagai awal, menunggu 31 bulan dengan
harga rata-rata sebagai harga awal, atau diakhir IUP OP menurunkan biaya fix cost
sebesar 50% pada harga saat ini sebagai awal.