Diabetes mellitus merupakan salah satu gangguan metabolisme yang termasuk
kedalam sepuluh besar penyakit penyebab kematian. Pengobatan diabetes
biasanya menggunakan obat konvensional seperti gliklazid yang merupakan
pilihan pertama pada pasien DMT2 yang intoleran terhadap metformin. Selain
obat konvensional, obat herbal sudah mulai banyak diminati dan menjadi salah
satu fokus penelitian untuk mendapatkan anternatif pengobatan DMT2. Salah satu
herbal yang telah banyak digunakan dan diteliti adalah buah pare. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak air buah pare terhadap
profil farmakokinetik dan farmakodinamik gliklazid bila digunakan secara
bersamaan. Penelitian dilakukan terhadap tiga kelompok model tikus diabetes
induksi aloksan. Kelompok 1 diberikan gliklazid dosis tunggal (33 mg/Kg BB,
n=3), kelompok 2 diberikan ekstrak air buah pare (341 mg/Kg BB, n=4) dan
kelompok 3 diberikan kombinasi gliklazid dan ekstrak air buah pare (n=4). Profil
farmakokinetik gliklazid berubah ketika diberikan bersama ekstrak buah pare,
dimana terjadi interaksi pada fasa absorbsi. Kadar glukosa darah diukur
menggunakan glukosameter. Penurunan kadar glukosa darah setelah pemberian
gliklazid, ekstrak air buah pare dan kombinasi gliklazid dan ekstrak air buah pare
secara berturut-turut pada jam ke-6 setelah pemberian adalah 74,73%; 82,977%
dan 86,457%. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya interaksi secara
farmakokinetik dan farmakodinamik antara gliklazid dan ektrak air buah pare.