Peningkatan insidensi dislipidemia bisa dipicu oleh perubahan perilaku seperti mengkonsumsi makanan siap saji yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, iasaan merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah raga, dan stres. Golongan statin menjadi obat paling banyak diresepkan sebagai penurun kadar lipid. Salah satu efek samping obat golongan statin adalah dapat meningkatkan glukosa darah. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kerasionalan penggunaan obat golongan statin terhadap paSien dislipidemia dengan atau tanpa komorbid diabetes mellitus tipe 2. Resain penelitian ini adalah non-eksperimental, pengambilan data dilakukan secara restropektif dan konkuren yang dianalisis secara deskriptif. Di tahun 2015, didapatkan 57 pasien dislipidemia dengan 34 pasien perempuan dan 23 pasien laki-laki yang usianya berkisar antara 34 sampai 74 tahun. Sementara itu di tahun 2016, didapatkan 34 pasien dislipidemia dengan 26 pasien perempuan dan 8 pasien laki-laki yang usianya berkisar antara 36 sampai 74 tahun. Di tahun 2015 didapatkan 44 pasien dengan komorbid diabetes mellitus tipe 2 dan 13 pasien tanpa komorbid diabetes mellitustipe 2. Sedangkan di tahun 2016 didapatkan 18 pasien dengan komorbid diabetes mellitus tipe 2 dan 16 pasien tanpa komorbid diabetes mellitus tipe 2. Hasil evaluasi penggunaan obat golongan statin berdasarkan kategori kerasionalan penggunaan obat di tahun 2015 dan 2016 dengan kategori tepat indikasi sebanyak 100% dan 100%, tepat pasien sebanyak 46,9% dan 55%, tepat obat sebanyak 41,4% dan 44,5%, tepat dosis sebanyak 44,8% dan 55,5%. Hasil evaluasi penggunaan obat golongan statin berdasarkan kategori kemungkinan DRPs (Drug Related Problems) yang terjadi adalah berdasarkan masalah yaitu reaksi obat tidak dikehendaki (efek samping non alergi), dosis (dosis tinggi), serta berdasarkan penyebab yaitu pada pemilihan obat (obat tidak tepat dan dosis tidak tepat), proses penggunaan obat (tidak ada monitoring penggunaan obat). Analisis kualitatif penurunan kadar glukosa darah di tahun 2015 dao 2016 menunjukkan kurang berhasilnya terapi diabetes mellitus pada pasien dislipidemia dengan pemberian obat golongan statin, sehingga obat golongan statin tidak disarankan dalam kondisi pasien dislipidemia.