digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bandara I Gusti Ngurah Rai memperingkati Bandara tersibuk ketiga di Indonesia (BPS, 2018). Menurut data statistik lalu lintas 2018, Bandara Ngurah Rai sudah hampir mencapai kapasitas jenuhnya yaitu 23.7 juta penumpang dari 25 juta penumpang. Keterbatasan lahan Bandara menjadi latar belakang dibutuhkannya pengoptimalisasian pengembangan fasilitas sisi udara agar dapat memfasilitasi kebutuhan pergerakan pesawat 10 tahun kedepan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan alternatif pengembangan fasilitas sisi udara yang optimum terhadap pertumbuhan pergerakan pesawat 10 tahun kedepan. Analisis diawali dengan mengevaluasi kinerja fasilitas sisi udara eksisting yang terdiri dari Runway, Taxiway dan Apron terhadap pergerakan pesawat eksisting dan pergerakan pesawat 10 tahun kedepan dari hasil Modulasi pesawat hasil regresi pergerakan penumpang dengan forecast time series. Pada evaluasi kinerja sistem fasilitas sisi udara ini menggunakan bantuan software ArcPORT. Berdasarkan hasil evaluasi diusulkan 9 skenario pengembangan yang kemudian dibandingkan dan dipilih skenario terbaik yang dapat memfasilitasi pergerakan pesawat di Bandara Ngurah Rai Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas sisi udara eksisting tidak dapat memfasilitasi pergerakan pesawat 10 tahun yang akan datang. Dari 9 skenario yang diusulkan terpilih pembangunan Rapid Exit Taxiway di N2 yang dapat mengoptimalkan pergerakan pesawat di tahun 2029 yang dibuktikan dengan menurunnya Runway Occupancy Time dan peningkatan pergerakan pesawat perhari.