Sulfida merupakan senyawa yang dihasilkan dari proses reduksi sulfur dalam kondisi anaerobik, bersifat toksik bagi manusia dan makhluk hidup apabila terpapar dalam konsentrasi tinggi. Dalam proses pembuatan tekstil sulfida merupakan senyawa yang digunakan sebagai zat warna dan juga berfungsi untuk meningkatkan penyerapan pewarna ke dalam serat kain. Akibatnya kandungan sulfida dari efluen kegiatan industri tekstil dapat mencapai konsentrasi hingga 35 mg/L yang mana konsentrasi tersebut melebihi baku mutu limbah tekstil yaitu 0,3 mg/L, sehingga dibutuhkan adanya pengolahan limbah. Teknologi pengolahan limbah tekstil telah banyak mengalami perkembangan dalam beberapa tahun terakhir. Pengolahan menggunakan proses biologis menjadi pilihan yang dipertimbangkan karena lebih murah secara biaya, memiliki efisiensi penyisihan yang tinggi, dan juga tidak menghasilkan limbah berbahaya setelah proses pengolahan limbah. Dalam penelitian ini, dilakukan pengolahan terhadap limbah sulfida artifisial menggunakan sel terimobilisasi dalam matriks dalam reaktor batch dengan volume 500 mL. Limbah sulfida artifisial dibuat dengan melarutkan Na2S.9H2O hingga mencapai konsentrasi 30 mg/L (ekuivalen dengan 1,0 mM) yang mana konsentrasi tersebut menyerupai kondisi asli dari limbah yang berasal dari industri tekstil di daerah Cimahi, Jawa Barat. Terdapat empat metode imobilisasi yang digunakan, yaitu imobilisasi menggunakan natrium alginat, campuran natrium alginat dan chitosan, matriks tanah, dan juga polyurethane foam. Matriks tanah pada dasarnya merupakan campuran tanah dengan kanji yang kemudian ditambahkan bokashi (substrat dari fermentasi dedak) dan mikroorganisme spesfik yang berasal dari sedimen Sungai Cikapundung. Percobaan ini menunjukkan bahwa proses penyisihan sulfida menggunakan sel terimobilisasi natrium alginat, polyurethane foam, natrium alginat chitosan, dan matriks tanah masing masing menunjukkan efisiensi sebesar 74%, 89%, 91%, dan 97% secara berturut-turut.