Biodiversitas bakteri indigen sumur minyak bumi dapat dimanfaatkan untuk memulihkan
lingkungan yang tercemar limbah minyak bumi akibat meningkatnya kegiatan eksplorasi
dan produksi minyak bumi seiring perkembangan industri minyak di berbagai belahan dunia.
Agar proses bioremediasi berlangsung dengan baik maka diperlukan isolat-isolat mikroba
yang memiliki kemampuan mendegradasi dan memineralisasi keempat fraksi hidrokarbon
minyak bumi yaitu saturate, aromatic, resin, dan asphaltene (SARA) dengan baik.
Penelitian ini berfokus pada penapisan bakteri hidrokarbonoklastik dengan kemampuan
degradasi keempat fraksi minyak bumi terbaik, pembuatan inokulum kultur campur
(konsorsium) dari isolat-isolat terpilih, kemudian dilanjutkan dengan simulasi proses
bioremediasi tanah tercemar minyak mentah selama 4 minggu dengan menghitung
perubahan nilai Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) tanah uji, dinamika populasi bakteri,
distribusi fraksi SARA, dan hasil analisis GC/MS. Sebanyak 35 isolat bakteri indigen dari
sumur minyak bumi Jawa Barat berhasil diperoleh melalui dua tahapan isolasi menggunakan
medium Stone Mineral Salt Solution (SMSSe) yang ditambahkan ekstrak ragi. Berdasarkan
analisis SARA dan uji biometrik, isolat 61 adalah yang paling baik dalam mendegradasi
fraksi aspal dan resin dengan persentase degradasi berturut-turut 78,66% dan 75,45%, isolat
48 paling baik dalam mendegradasi hidrokarbon aromatik (91,94%), dan isolat 27 paling
baik dalam mendegradasi hidrokarbon jenuh dilihat dari kemampuan mineralisasinya
dengan produksi gas CO2 kumulatif sebesar 3900 ppm. Ketiga isolat memiliki pola
pertumbuhan yang sangat baik pula dengan laju pertumbuhan tertinggi 0,086/jam (isolat 61
dan 27) dan 0,099/jam (isolat 48). Komposisi inokulum kultur campur (konsorsium) dengan
rasio 1:1:1 dibuat menggunakan tiga isolat terpilih tersebut. Kinerja konsorsium dalam
mendegradasi fraksi minyak pada proses bioremediasi yang dilaksanakan dengan mengatur
kondisi lingkungan pada pH tanah 6-8, kelembaban tanah 50-70%, dan suhu ruang (28-30?C)
mampu menurunkan TPH dari konsentrasi sekitar 5% ke angka 2% dalam waktu 4 minggu.
Variasi perlakuan menggunakan inokulum 5%, 10%, dan 15% (v/b) dengan kepadatan
konsorsium sel sekitar 108 cfu/mL mampu mendegradasi senyawa hidrokarbon yang
memiliki sifat toksik hingga 46,58%, 48,60%, dan 46,08% pada akhir proses bioremediasi.
Dinamika populasi bakteri petrofilik total mengalami peningkatan selama 4 minggu masa
uji. Analisis SARA terhadap minyak hasil bioremediasi menunjukkan bahwa terjadi
penurunan persentase relatif fraksi aspal, resin, dan hidrokarbon aromatik dari semua variasi
perlakuan dibandingkan dengan unit kontrol. Adapun analisis GC/MS menunjukkan
penurunan jumlah serta kelimpahan senyawa-senyawa hidrokarbon fraksi ringan.
Berdasarkan hasil penelitian, konsorsium dari tiga isolat hidrokarbonoklastik terpilih
berpotensi untuk dimanfaatkan dalam teknologi bioremediasi.