digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Evita Meriani
Terbatas Open In Flip Book Irwan Sofiyan
» ITB

Biodiversitas bakteri indigen sumur minyak bumi dapat dimanfaatkan untuk memulihkan lingkungan yang tercemar limbah minyak bumi akibat meningkatnya kegiatan eksplorasi dan produksi minyak bumi seiring perkembangan industri minyak di berbagai belahan dunia. Agar proses bioremediasi berlangsung dengan baik maka diperlukan isolat-isolat mikroba yang memiliki kemampuan mendegradasi dan memineralisasi keempat fraksi hidrokarbon minyak bumi yaitu saturate, aromatic, resin, dan asphaltene (SARA) dengan baik. Penelitian ini berfokus pada penapisan bakteri hidrokarbonoklastik dengan kemampuan degradasi keempat fraksi minyak bumi terbaik, pembuatan inokulum kultur campur (konsorsium) dari isolat-isolat terpilih, kemudian dilanjutkan dengan simulasi proses bioremediasi tanah tercemar minyak mentah selama 4 minggu dengan menghitung perubahan nilai Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) tanah uji, dinamika populasi bakteri, distribusi fraksi SARA, dan hasil analisis GC/MS. Sebanyak 35 isolat bakteri indigen dari sumur minyak bumi Jawa Barat berhasil diperoleh melalui dua tahapan isolasi menggunakan medium Stone Mineral Salt Solution (SMSSe) yang ditambahkan ekstrak ragi. Berdasarkan analisis SARA dan uji biometrik, isolat 61 adalah yang paling baik dalam mendegradasi fraksi aspal dan resin dengan persentase degradasi berturut-turut 78,66% dan 75,45%, isolat 48 paling baik dalam mendegradasi hidrokarbon aromatik (91,94%), dan isolat 27 paling baik dalam mendegradasi hidrokarbon jenuh dilihat dari kemampuan mineralisasinya dengan produksi gas CO2 kumulatif sebesar 3900 ppm. Ketiga isolat memiliki pola pertumbuhan yang sangat baik pula dengan laju pertumbuhan tertinggi 0,086/jam (isolat 61 dan 27) dan 0,099/jam (isolat 48). Komposisi inokulum kultur campur (konsorsium) dengan rasio 1:1:1 dibuat menggunakan tiga isolat terpilih tersebut. Kinerja konsorsium dalam mendegradasi fraksi minyak pada proses bioremediasi yang dilaksanakan dengan mengatur kondisi lingkungan pada pH tanah 6-8, kelembaban tanah 50-70%, dan suhu ruang (28-30?C) mampu menurunkan TPH dari konsentrasi sekitar 5% ke angka 2% dalam waktu 4 minggu. Variasi perlakuan menggunakan inokulum 5%, 10%, dan 15% (v/b) dengan kepadatan konsorsium sel sekitar 108 cfu/mL mampu mendegradasi senyawa hidrokarbon yang memiliki sifat toksik hingga 46,58%, 48,60%, dan 46,08% pada akhir proses bioremediasi. Dinamika populasi bakteri petrofilik total mengalami peningkatan selama 4 minggu masa uji. Analisis SARA terhadap minyak hasil bioremediasi menunjukkan bahwa terjadi penurunan persentase relatif fraksi aspal, resin, dan hidrokarbon aromatik dari semua variasi perlakuan dibandingkan dengan unit kontrol. Adapun analisis GC/MS menunjukkan penurunan jumlah serta kelimpahan senyawa-senyawa hidrokarbon fraksi ringan. Berdasarkan hasil penelitian, konsorsium dari tiga isolat hidrokarbonoklastik terpilih berpotensi untuk dimanfaatkan dalam teknologi bioremediasi.